1. AKUTANSI BIAYA
Akuntansi Biaya merupakan salah satu bagian dari
bidang akuntansi meliputi kegiatan proses pencatatan dan monitoring seluruh
aktifitas biaya dan menyajikan informasi tersebut dalam suatu laporan.Perusahaan
dalam menjalankan seluruh aktifitas untuk memperoleh keuntungan atau laba tidak
bisa terlepas dari biaya.
Hal utama yang perlu diantisipasi serta direncanakan dengan
baik yaitu dengan melakukan efisiensi terhadap seluruh biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan dengan pengendalian anggaran yang telah direncanakan.
Pengertian dan Definisi Akuntansi
Biaya oleh Para ahli ekonomi
1. R. A. Supriyono, Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang
merupakan alat manajemen untuk memonitor dan merekam transaksi biaya secara
sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.
2. Mulyadi, Akuntansi Biaya ialah proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan
penjualan produk jasa dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya.
3. Abdul Halim, Akuntansi Biaya adalah akuntansi
yang membicarakan tentang penentuan harga pokok (cost) dari suatu produk yang
diproduksi atau dijual di pasar baik untuk memenuhi pesanan dan pemesan maupun
untuk menjadi persediaan barang dagangan yang akan dijual.
4. Schaum, Akuntansi biaya adalah suatu
prosedur untuk mencatat dan melaporkan hasil pengukuran dari biaya
pembuatan barang atau jasa. Fungsi utama dari Akuntansi Biaya: Melakukan
akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan pendapatan
5. Carter dan Usry, Akuntansi biaya adalah
penghitungan biaya dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan
pengendalian, perbaikkan kualitas dan efisiensi, serta pembuatan keputusan yang
bersifat rutin maupun strategis.
- Fungsi Akuntansi
Biaya
1. Penentuan Harga Pokok Produksi atau
Jasa (Cost of Good Sold), bagian tugas utama dari akuntansi biaya adalah mencatat,
menggolongkan, monitoring dan meringkas seluruh komponen biaya yang berhubungan
dengan proses produksi, dari data historis ini dijadikan acuan pihak manajemen
dalam penentuan harga pokok produksi.
2. Perencanaan dan Pengendalian Biaya (Forcasting
and Controlling),
atas dasar data historis dari laporan keuangan tentang seluruh aktifitas
biaya dapat dijadikan acuan dalam membuat perencanaan anggaran (Budgeting) kemudian melakukan monitoring
terhadap penyimpangan biaya atas anggaran yang telah ditetapkan sehingga
meningkatkan efisiensi biaya perusahaan.
- Klasifikasi Beban dalam Akuntansi
Biaya
Klasifikasi biaya merupakan proses
pengelompokan biaya berdasarkan tujuan dari informasi biaya yang disajikan.
Untuk memudahkan dalam melakukan
pencatatan biaya dan menyusun laporan
keuangan, serta memberikan gambaran informasi yang akurat kepada
pihak manajemen, maka komponen biaya dikelompokkan dalam beberapa kelompok akun
dengan klasifikasi sebagai berikut :
A. Berdasarkan Fungsi Pokok
dari Aktifitas Perseroan.
1. Biaya Produksi (Production Cost)
atau Biaya Harga Pokok Produksi (Cost of Good Sold) meliputi : Biaya Bahan Baku
(Material), Tenaga Kerja Langsung / Buruh (Direct Labour), dan
Biaya Operasional (Direct Overhead).
2. Biaya Pemasaran (Marketing Expenses)
: Biaya Promosi dan Iklan.
3. Biaya Administrasi dan Umum (General
Administration Expenses) : Biaya Gaji Karyawan, Overhead Kantor, dan biaya
terkait lainnya.
B. Berdasarkan Kegiatan atau
volume Produksi.
1. Biaya Variabel (Variable Cost),
Komponen biaya proporsional sesuai mengikuti volume produksi yang dihasilkan.
Contoh Biaya Bahan Baku dan Overhead Langsung.
2. Biaya Tetap (Fixed Cost), Biaya yang
tidak dipengaruhi oleh volume produksi. Contoh Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct
Labour), walaupun volumenya disesuaikan dengan kapasitas produksi namun
pembayarannya bersifat lumpsum per bulan.
C. Berdasarkan Objek yang
Dibiayai.
1. Biaya Langsung (Direct Cost), Biaya
yang dapat diidentifikasi langsung dengan objeknya. Contoh : Biaya Tenaga Kerja
Langsung (Direct Labour), dan Biaya Bahan Baku (Direct Material)
2. Biaya Tidak Lansung (Indirect Cost),
Biaya yang tidak dapat diidentifikasi langsung dengan objeknya. Contoh : Biaya
Overhead Pabrik (Direct Overhead).
D. Berdasarkan Pembebanan
Periode Akuntansi.
1. Biaya Investasi (Capital
Expenditure), Biaya yang memberikan masa manfaat pada beberapa periode
akuntansi. Contoh Mesin Pabrik biaya depresiasi penyusutannya selama 5 tahun.
2. Biaya Pengeluaran Penghasilan (Revenue
Expenditure), Biaya yang dikeluarkan memberikan masa manfaat hanya pada
satu periode akuntansi. Contoh : Biaya Overhead Pabrik.
2.
DIFINISI EKONOMI MANAJERIAL
Ekonomi
manajerial adalah
pengetahuan yang menunjukkan adanya aplikasi teori ekonomi dan analisis
pengetahuan pengambilan keputusan yang menelaah bagaimana organisasi dapat
mencapai tujuan secara efisien.
Ekonomi
manajerial (managerial economics) yaitu aplikasi (penerapan) teori ekonomi
dan perangkat analisis ilmu keputusan untuk membahas bagaimana suatu
organisasi dapat mencapai tujuan atau maksudnya dengan cara yang paling
efisien.
Pusat
perhatian ekonomi manajerial adalah konsep keuntungan, dimana keuntungan
merupakan selisih penerimaan perusahaan total dengan biaya total. Ekonomi
manajerial banyak menggunakan model dengan tujuan untuk pendidikan, penjelasan,
dan prediksi. Simbol yang digunakan dalam model dapat berupa variabel, grafik,
dan matematik. Analisis present value dilakukan dengan mendiskontokan aliran
kas masa sekarang dengan tujuan untuk pengambilan keputusan. Tingkat diskonto
yang cocok adalah opportunity interest rate yang merupakan tingkat
penerimaan/hasil yang paling baik dengan tingkat resiko yang sama. Analisis expected
value bertujuan untuk mengikhtisarkan distribusi probabilitas hasil secara
tunggal yang kemudian dibandingkan dengan nilai harapan (expected value) dari
keputusan alternatif yang lain. Expected value dari keputusan merupakan
rata-rata tertimbang dari hasil-hasil yang mungkin, dimana bobot dari setiap
hasil adalah probabilitas masa lalu dari terjadinya hasil tersebut. Analisis
EPV mensyaratkan pendiskontoan EV keuntungan untuk masa datang ke masa sekarang
sebelum diagrepasikan untuk memperoleh EPV untuk setiap keputusan alternatif.
Apabila
perencanaan perusahaan demikian pendek sehingga time horizon perusahaan berada
pada periode sekarang, perusahaan akan memaksimumkan keuntungan pada periode
sekarang apabila perusahaan memperoleh informasi secara penuh. Apabila
perusahaan tidak memperoleh informasi secara penuh maka kondisi yang dihadapi
adalah situasi yang tidak pasti sehingga perusahaan berusaha untuk
memaksimumkan expected value pada saat sekarang. Sedangkan, apabila perencanaan
perusahaan lebih panjang sehingga time horizon perusahaan berada pada periode
masa yang akan datang maka perusahaan akan memaksimumkan present value aliran
kasnya, apabila perusahaan beroperasi dalam kondisi pasti (certainty), atau
memaksimum expected value keuntungannya apabila perusahaan beroperasi dalam
kondisi tidak pasti (uncertainty).
Berikut beberapa pengertian menurut
para ahli mengenai ekonomi manajerial:
- Mc Connel (1993) memberi pengertian
ekonomi manajerial sebagai berikut:
Ekonomi manajerial adalah alat
analisis yang sangat berguna bagi manajer dalam pengambilan keputusan
bisnis. Sesuai dengan namanya, ekonomi manajerial merupakan hibrid dari ilmu
ekonomi dan ilmu manajemen. Ilmu ekonomi adalah studi tentang perilaku manusia
dalam memproduksi, mendistribusi dan mengkonsumsi barang dan jasa. Sedangkan
sumber daya yang tersedia untuk mewujudkannya.
- Ket (2000) memberi pengertian
ekonomi manajerial sebagai berikut:
Ilmu manajemen dapat diartikan
sebagai ilmu dan seni tentang bagaimana mengorganisasikan dan mengalokasikan
sumber daya perusahaan yang terbatas untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Dengan demikian ekonomi manajerial adalah aplikasi
dari analisis ekonomi dalam membuat keputusan bisnis agar sumber daya
perusahaan yang terbatas dialokasikan pada penggunaannya yang paling baik.
- Evan J. Douglas (1995) memberi pengertian
ekonomi manajerial sebagai berikut:
Ekonomi manajerial adalah cabang
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penerapan prinsip-prinsip
metodologi ekonomi dalam proses pengambilan keputusan perusahaan atau
organisasi.
- Dominic Salvatore
(1996)memberi pengertian ekonomi manajerial sebagai berikut:
Ekonomi manajerial adalah
pengetahuan yang menunjukkan adanya aplikasi teori ekonomi dan analisis
pengetahuan pengambilan keputusan yang menelaah bagaimana organisasi dapat
mencapai tujuan secara efisien.
3. EKONOMI MANAJERIAL BARU
Dalam teori ekonomi terdapat dua
macam teori :
Teori Ekonomi :
Mikroekonomi
Mikroekonomi ialah ilmu yang mempelajari tingkah laku ekonomis secara
individual sebagai unit pengambil keputusan seperti ; konsumen individu,
pemilik sumber daya, dan perusahaan bisnis didalam sistem perdagangan bebas. 2.
Makroekonomi Makroekonomi sebaliknya yaitu ilmu yang membahas output, konsumsi,
pekerjaan, investasi, dan harga secara keseluruhan (agregat) di perekonomian.
- Ekonomi
Manajerial dan Pengambilan Keputusan
Teori ekonomi memprediksi dan
menjelaskan prilaku ekonomi yang menjadi faktor penentu yang paling penting
atas pengambilan keputusan. Prinsip-prinsip ekonomi manajerial pengambilan
keputusan oleh manajer yang berkaitan dengan mengalokasikan sumber-sumber daya
yang langka secara efesien, antara lain:
Man, Money, Material, Methode
Ekonomi manajerial merujuk pada
aplikasi teori ekonomi dan perangkat ilmu keputusan untuk menemukan solusi
optimal dalam berbagai masalah kaputusan manajerial. Ilmu Keputusan :
§ Matematika ekonomi
§ Ekonometri (Statistika)
- Ekonomi
Manajerial dan Ilmu Keputusan
Ilmu keputusan terdiri dari
perangkat matematika ekonomi dan ekonometri (statistika) untuk membentuk
dan mengestimasi model keputusan yang ditujukan untuk menentukan
prilaku optimum perusahaan yaitu mencapai tujuannya dengan cara yang
paling efisien. Matematika ekonomi juga dapat digunakan untuk memformulakan
(menggambarkan dalam bentuk persamaan) model ekonomi yang dipostulatkan
dalam teori ekonomi. Dan Ekonometri kemudian menerapkan peralatan
ststistik (terutama analisis regresi) pada data sunia nyata
untuk mengestimasi model yang dipostulatkan oleh teori ekonomi dan
digunakan untuk peramalan (forecasting). Tugas utama manajer adalah
membuat keputusan yang mampu meningkatkan performasi organisasi (bisnis).
§ Mengambil keputusan agar
tujuan organisasi (perusahaan, bisnis) tercapai.
§ Perusahaan adalah organisasi
yang dijalankan untuk merubah input menjadi output yang berupa barang dan
jasa yang dapat diperjualbelikan.
§ Tujuan perusahaan
§ Hubungan antara masalah dan
keputusan bisnis
§ Pengambilan keputusan dengan
melibatkan ekonomi manajerial
Proses yang terkait dengan semua
pengambilan keputusan manajerial yaitu :
• Menetapkan tujuan perusahaan atau
organisasi.
• Mendefinisikan masalah yang
dihadapi untuk mencapai tujuan tersebut.
• Mengidentifikasi berbagai
solusi-solusi.
• Memilih solusi terbaik dari
berbagai solusi yang tersedia.
• Megimplementasikan keputusan
tersebut.
4. KINERJA MANAJERIAL
Pengertian
kinerja manajerial adalah hasil dari proses aktivitas manajerial yang efektif
mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, laporan
pertanggungjawaban, pembinaan, dan pengawasan. Variabel kinerja manajerial
diukur dengan menggunakan instrumen self rating yang dikembangkan oleh Mahoney
(1963) dalam Alfar (2006), di mana setiap responden diminta untuk mengukur
kinerja sendiri ke dalam delapan dimensi, yaitu perencanaan, investigasi,
pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan
perwakilan, serta satu dimensi pengukuran kinerja seorang kepala dinas, kepala
bagian dan kepala bidang secara keseluruhan.
Kinerja
manajerial merupakan seberapa jauh manajer melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen, Kinerja manajerial ini diukur dengan mempergunakan indikator
(Mahoney et.al, 1963):
1. Perencanaan adalah penentuan
kebijakan dan sekumpulan kegiatan untuk selanjutnya dilaksanakan dengan
mempertimbangkan kondisi waktu sekarang dan yang akan datang. Perencanaan
bertujuan untuk memberikan pedoman dan tata cara pelaksanaan tujuan, kebijakan,
prosedur, penganggaran dan program kerja sehingga terlaksana sesuai dengan
sasaran yang telah ditetapkan.
2. Investigasi merupakan kegiatan untuk
melakukan pemeriksaan melalui pengumpulan dan penyampaian informasi sebagai
bahan pencatatan, pembuatan laporan, sehingga mempermudah dilaksanakannya
pengukuran hasil dan analisis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan.
Pengkoordinasian merupakan proses jalinan kerjasama dengan bagian-bagian lain
dalam organisasi melalui tukar-menukar informasi yang dikaitkan dengan
penyesuaian program-program kerja.
3. Koordinasi, menyelaraskan tindakan
yang meliputi pertukaran informasi dengan orang-orang dalam unit organisasi
lainya, guna dapat berhubungan dan menyesuaikan program yang akan
dijalankan.
4. Evaluasi adalah penilaian yang
dilakukan oleh pimpinan terhadap rencana yang telah dibuat, dan ditujukan untuk
menilai pegawai dan catatan hasil kerja sehingga dari hasil penilaian tersebut
dapat diambil keputusan yang diperlukan.
5. Supervisi, yaitu penilaian atas
usulan kinerja yang diamati dan dilaporkan.
6. Staffing, yaitu memelihara dan
mempertahankan bawahan dalam suatu unit kerja, menyeleksi pekerjaan baru, menempatkan
dan mempromosikan pekerjaan tersebut dalam unitnya atau unit kerja
lainnya.
7. Negoisasi, yaitu usaha untuk
memperoleh kesepakatan dalam hal pembelian, penjualan atau kontrak untuk
barang-barang dan jasa.
8. Representasi, yaitu menyampaikan
informasi tentang visi, misi, dan kegiatan- kegiatan organisasi dengan
menghadiri pertemuan kelompok bisnis dan konsultasi dengan kantor-kantor lain.
Menurut
Indrianto (1993) dan Soepomo (1998), kinerja dinyatakan efektif apabila tujuan
anggaran tercapai dan bawahan mendapatkan kesempatan terlibat atau
berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran serta memotivasi bawahan,
mengidentifikasi dan melakukan negosiasi dengan atasan mengenai target
anggaran, menerima kesepakatan anggaran dan melaksanakanya sehingga dapat
menghindarkan dampak negatif anggaran yaitu faktor kriteria, sistem
penganggaran (reward) dan konflik.
Selanjutnya
kinerja manajerial menurut Stoner (1992) adalah seberapa efektif dan efisien
manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Ada dua alasan menurut
Brownel (1982) dalam Wasisto dan Sholihin (2004) mengapa partisipasi menjadi topik yang menarik dalam akuntansi
manajemen. Pertama, partisipasi pada umumnya merupakan pendekatan manajerial
yang dinilai dapat meningkatkan kinerja anggota organisasi, kedua, beberapa
penelitian yang menguji hubungan antara partisipasi dengan kinerja menunjukan
hasil yang tidak konsisten.
Argyris
(1952) dalam Fitri (2004) menemukan adanya hubungan yang positif antara
partisipasi penganggaran dan kinerja. Ia menyimpulkan, agar partisipasi
anggaran mempunyai pengaruh terhadap kinerja, maka yang pertama kali harus ada
penerimaan atas tujuan anggaran. Dalam hal ini, partisipasi anggaran memainkan
peranan sentral dalam mendapatkan penerimaan atas tujuan anggaran.
Menurut
Mercant (1981), hubungan negatif antara anggaran partisipatif dan kinerja
manajerial dapat terjadi akibat tingkat partisipasi yang tinggi berdampak
terhadap menurunnya kinerja. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh budgetary
slack yang timbul akibat partisipasi yang tinggi dalam penganggaran tersebut.
Budgetary slack yang merupakan disfungsional dalam penganggaran ini adalah
usaha yang dilakukan untuk menyelenggarakan anggaran dengan harapan dapat
mencapai kinerja yang lebih baik. Manajer membuat slack ini dengan
mengestimasikan pendapatan lebih rendah, biaya lebih tinggi atau
mengestimasikan terlalu tinggi jumlah out put yang dibutuhkan untuk memproduksi
suatu unit out put (Ikhsan dan Ishak, 2005).
5.
KONSEP BIAYA PRODUKSI
-
Biaya langsung dan biaya tidak langsung
- Biaya Langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi
dimana penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai.
Dalam kaitannya dengan produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja.
- Biaya Tidak Langsung (indirect
cost), biaya
yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam
hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead
pabrik.
- Biaya
eksplisit dan biaya implisit
- Biaya
eksplisit adalah
biaya yang secara nyata dikeluarkan perusahaan, atau biaya yang dikeluarkan
dimana terdapat pembayaran kas. Misalnya pengeluaran untuk membeli bahan baku
untuk produksi, untuk membayar tenaga kerja langsung yang berkaitan dengan
produksi dan sebagainya.
- Biaya
implisit adalah
nilai dari input yang dimiliki perusahaan yang digunakan dalam proses produksi,
tetapi tidak sebagai pengeluaran nyata yang dikeluarkan perusahaan. Biaya
implisit juga dapat diartikan sebagai biaya non kas yang diukur dalam konsep
biaya kesemptan. Biaya implisit yang berkaitan dengan setiap keputusan jauh
lebih sulit untuk dihitung. Biaya-biaya ini tidak melibatkan pengeluaran kas
dan karena itu sering diabaikan dalam analisis keputusan. Karena pembayaran kas
tidak dilakukan untuk biaya implisit, konsep biaya kesempatan harus digunakan
untuk mengukurnya.
- Biaya
kesempatan dan biaya historis
- Biaya
kesempatan (opportunity cost) adalah nilai dari sumber-sumber ekonomi dalam penggunaan
alternatif yang paling baik. Sumber-sumber ekonomi termasuk faktor produksi,
misalnya bahan kayu, tenaga kerja, dapat digunakan secara alternatif. Apabila
kayu tersebut telah digunakan untuk menghasilkan sesuatu barang maka ada
kesempatan yang hilang untuk menghasilkan barang lain dengan kayu tersebut.
Nilai kesempatan yang hilang ini merupakan biaya kesempatan. Biaya kesempatan
tercermin dari harga faktor produksi tersebut di pasar.
- Biaya
historis adalah
biaya yang dikeluarkan perusahaan pada waktu membelifaktor produksi (input).
Kalau input itu disimpan dan baru di kemudian haridigunakan dalam proses
produksi, maka biaya historis adalah sama dengan padawaktu faktor produksi itu
dibeli. Hal itu berbeda dengan biaya kesempatandimana biaya kesempatan
diperhitungkan pada waktu input digunakan dalam proses produksi.
- Biaya
incremental atau biaya relevan
- Biaya
incremental adalah biaya yang timbul sebagai akibat adanya keputusan yang
telah dibuat. Biaya inkrimental diukur dengan melihat adanya perubahan biaya
total. Dengan demikian biaya incremental bisa berupa biaya tetap atau biaya
variabel atau kedua-duanya. Biaya inkrimental sebagai biaya yang bervariasi di
antara keputusan adalah serupa dengan konsep marginal, yang
diperkenalkansebagai komponen kunci dalam proses optimisasi. Perbedaan utamanya
adalah bahwa biaya marginal selalu didefinisikan dalam bentuk perubahan uniter
dalam keluaran. Konsep biaya inkrimental cukup jauh lebih luas, yang
mengarahkan bukan hanya konsep biaya marginal, tetapi juga variasi biaya yang
timbul dariaspek dalam masalah keputusan. Konsep biaya inkremental berarti
bahwa biayatetap yang tidak akan dipengaruhi oleh sebuah keputusan adalah tidak
relevan dansebaiknya tidak dimasukkan dalam analisis.
- Biaya
variabel dan biaya tetap
- Biaya
variabel adalah
biaya yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan. Misalnya biaya
bahan untuk menghasilkan suatu produk. Semakin banyak produk yang dihasilkan,
maka semakin banyak banyak bahan yang digunakan sehingga biayanya lebih besar.
- Biaya
tetap adalah
biaya yang tidak tergantung banyak sedikitnya produk yang dihasilkan. Misalnya
biaya penyusutan mesin. Biaya penyusutan ini tidak tergantung apakah mesin
digunakan pada kapasitas penuh, stengah kapasitas atau bahkan tidak digunakan,
biaya tetap harus dikeluarkan sebesar penyusutan yang ditetapkan per tahunnya.
- Cost dan expense
-
Cost / biaya (dalam arti luas) adalah
pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi
atau yang potensial (kemungkinan) akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Ada empat unsur pokok dalam definisi tersebut:
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2. Diukur dalam satuan uang
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
- Expenses
merupakan biaya yang telah habis pakai (expired cost) yang dapat dikurangkan
dari pendapatan. Seluruh expense adalah cost namun tidak semua cost adalah
expense. Pengorbanan untuk membayar arus listrik yang telah dipakai adalah
expense. Sedangkan pengorbanan untuk membeli peralatan listrik adalah cost.
- Opportunity
cost dan real cost
- Biaya
pengorbanan (opportunity cost) adalah biaya yang timbul karena mengorbankan kesempatan
terentu. Dalam praktek biaya ini tidak pernah dibayarkan. Contoh seorang
pemilik perusahaan yang bekerja untuk perusahaannya sendiri.
- Biaya
sebenarnya (real cost)
adalah biaya yang benar-benar dibayarkan sesuai dengan aktivitas yang
dilakukan. Misal, biaya upah dan gaji, biaya bahan baku dan sebagainya.
6. PASAR TENAGA KERJA
- Pengertian Pasar Kerja
Menurut
Suroto (1990 : 147), Pasar Kerja adalah
seluruh kebutuhan dan persediaan tenaga kerja, atau seluruh permintaan dan
penawaran dalam masyarakat dengan seluruh mekanisme yang memungkinkan adanya
transaksi produktif diantara orang menjual tenaganya dengan pihak pengusaha
yang membutuhkan tenaga tersebut.
Pasar
kerja adalah area bebas yang di mana pekerja dapat direkrut untuk mengisi
berbagai macam posisi, seperti sekretaris, mekanik, kasir, dan sebagainya.
Menurut Payaman J. Simandjuntak, pasar kerja adalah proses terjadinya
penempatan atau hubungan kerja melalui penyediaan dan permintaan tenaga
kerja.
- Dalam sebuah buku Hj. Ike Kusdyah
Rachmawati, SE, MM menjelaskan bahwa pasar
kerja merupakan seluruh aktivitas yang mempertemukan pencari kerja dan
lowongan kerja, yaitu pengusaha atau produsen, pencari kerja, perantara atau
pihak ketiga dimana terdapat kemudahan bagi kedua pihak untuk saling
berhubungan. Pihak ketiga bisa pemerintah, lembaga informal atau formal,
konsultan, dan badan swasta.
- Sedangkan menurut Simanjuntak
(2001 : 101), pasar kerja adalah seluruh aktivitas dari pelaku-pelaku yang
mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja.
Para pelaku di pasar tenaga kerja,
terdiri dari :
1. Pencari kerja
Setiap orang yang mencari pekerjaan
baik karena menganggur, putus hubungan kerja maupun orang yang sudah bekerja
tetapi ingin mendapatkan pekerjaan lebih baik yang sesuai dengan pendidikan,
bakat, minat dan kemampuan yang dinyatakan melalui aktivitasnya mencari
pekerjaan
2. Pemberi kerja
Perorangan, pengusaha, badan hukum,
atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar
imbalan berupa upah atau gaji
3. Perantara
Media atau lembaga yang
mempertemukan pencari kerja dan pemberi kerja, misalkan agen penyalur tenaga
kerja, bursa kerja dan head hunters (Pihak ketiga yang
menghubungkan pencari kerja dengan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja
sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Sebagai imbalan, head hunters akan
memperoleh prosentasi gaji dari orang yang diterima bekerja atau komisi dari
perusahaan)
-
Menurut Suroto (1992: 193) masalah dalam pasar kerja pada dasarnya dapat
disebut sebagai ketidakseimbangan antara pesediaan dengan kebutuhan tenaga
kerja dan dapat digolongkan dalam 4 (empat) kelompok yaitu :
1. Masalah
kelebihan tenaga kerja yang timbul apabila persediaan tenaga kerja lebih besar
dari pada kebutuhan tenaga kerja dalam masyarakat.
2. Masalah
kekurangan tenaga kerja yang timbul apabila persediaan tenaga kerja daripada
kebutuhan.
3. Masalah
rintangan pasar kerja yang timbul apabila persediaan tenaga kerja sebenarnya
sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja dalam masyarakat, akan tetapi nyatanya
karena adanya suatu rintangan, keduanya tidak bertemu pada tempat dan waktu
yang sama. Disini masalahnya terletak dalam mekanisme penyalurannya.
4. Semua
masalah dalam ketiga golongan a,b,c, diatas terjadi sebelum orang memiliki atau
masuk dalam pekerjaaan, baik pekerjaan mandiri. Massalah disini antara lain
menyangkut pendapatan, kepastian tenaga kerja untuk memiliki dan mempertahankan
pekerjaan, keselamatan jasmani, ketentraman, perlakuan adil dan produktivitas
kerja. Kelompok masalah ini disebut ketidaklayakan dalam lingkungan
kerja.
Pasar
tenaga kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang mempertemukan penjual dan
pembeli tenaga kerja. Sebagai penjual tenaga kerja di dalam pasar ini adalah
para pencari kerja (Pemilik Tenaga Kerja), sedangkan sebagai pembelinya adalah
orang-orang atau lembaga yang memerlukan tenaga kerja. Pasar tenaga kerja
diselenggarakan dengan maksud untuk mengkoordinasi pertemuan antara para
pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembaga yang membutuhkan tenaga
kerja. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari perusahaan, maka
pasar tenaga kerja ini dirasakan dapat memberikan jalan keluar bagi perusahaan
untuk memenuhinya.
Dengan demikian tidak terkesan hanya pencari
kerja yang mendapat keuntungan dari adanya pasar ini. Untuk menciptakan kondisi
yang sinergi antara kedua belah pihak, yaitu antara penjual dan pemberi tenaga
kerja maka diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak yang terkait, yaitu
penjual tenaga kerja, pembeli tenaga kerja, dan pemerintah.
- Fungsi pasar kerja
Fungsi pasar kerja adalah
mengalokasikan secara optimal tenaga kerja diantara berbagai alternative
pengguna dalam pekerjaan produktif, yang memberikan pendapatan layak, perasaan
tentram aman dari ancaman bahaya, tidak kuatir akan kehilangan sumber
penghidupan, serta memberikan rasa harga diri dan kepastian hidup. Fungsi pasar tenaga kerja ialah :
a. Sebagai Sarana Penyaluran
Tenaga Kerja,
b. Sebagai sarana untuk
mendapatkan informasi tentang ketenagakerjaan,
c. Sebagai sarana untuk
mempertemukan pencari kerja dan orang atau lembaga yang membutuhkan tenaga
kerja.
- Manfaat Bursa Tenaga Kerja
Manfaat adanya bursa tenaga kerja
yaitu :
a. Dapat
membantu para pencari kerja dalam memperoleh pekerjaan sehingga dapat
mengurangi penggangguran,
b. Dapat
membantu orang-orang atau lembaga-lembaga yang memerlukan tenaga kerja untuk
mendapatkan tenaga kerja,
c. Dapat membantu pemerintah dalam
mengatasi permasalahan ketenagakerjaan
7. PERAMALAN PERMINTAAN
Meramalkan
permintaan dari pasar yang dimasuki oleh perusahaan adalah suatu pekerjaan yang
perlu dilakukan oleh setiap manajer perusahaan dalam rangka memprediksi berapa
besar peluang pasar yang tersedia di masa depan. Peramalan permintaan merupakan
usaha untuk mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk di masa yang akan
datang dalam kendala satu set kondisi tertentu.
Hal yang
perlu diingat adalah bahwa aktivitas peramalan permintaan tidaklah dapat
diartikan sebagai aktivitas yang bertujuan untuk mengukur permintaan di masa
yang akan datang secara pasti, melainkan sekedar usaha untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya hal yang berlawanan antara keadaan yang sungguh-sungguh
terjadi di kemudian hari dengan apa yang menjadi hasil peramalan. Dengan kata
lain, hasil maksimal dari aktivitas peramalan adalah melakukan minimisasi
ketidakpastian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
Untuk melakukan forecasting atau peramalan terhadap permintaan pasar, disini akan diuraikan berbagai metode model peramalan terhadap permintaan pasar dari barang atau jasa yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan. Secara garis besar terdapat dua macam metode peramalan permintaan yang biasa dilakukan, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif.
Untuk melakukan forecasting atau peramalan terhadap permintaan pasar, disini akan diuraikan berbagai metode model peramalan terhadap permintaan pasar dari barang atau jasa yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan. Secara garis besar terdapat dua macam metode peramalan permintaan yang biasa dilakukan, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif.
Pembahasan lebih lanjut tentang
metode-metode peramalan permintaan adalah sebagai berikut:
a. Metode Kualitatif
Peramalan kualitatif
umumnya bersifat subjektif, dipengaruhi oleh intuisi,
emosi, pendidikan, dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, hasil peramalan
dari satu orang dengan orang yang lain dapat berbeda. Meskipun demikian,
peramalan dengan metode kualitatif tidak
berarti hanya menggunakan intuisi, tetapi juga
bisa mengikutsertakan model – model statistik
sebagai bahan masukan dalam melakukan judgement (keputusan), dan dapat
dilakukan secara perseorangan maupun kelompok.
Metode peramalan permintaan secara
kualitatif berhubungan dengan data-data kualitatif, misalnya tentang selera
konsumen terhadap suatu produk, atau survey tentang loyalitas konsumen, dan
lain-lain. Forecasting kualitatif ini dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
metode teknik seperti akan dijelaskan berikut ini.
1.
Teknik Survey ( riset pasar/ market research)
Teknik
survey ini merupakan suatu alat meramalkan yang cukup penting khususnya untuk
memprediksi kejadian-kejadian atau kecenderungan-kecenderungan dalam jangka
pendek mendatang ini. Survey biasanya menggunakan alat interview atau daftar
pertanyaan yang akan ditujukan para responden yang terpilih dan yang dituju.
Sesuai kelompok yang memang diperkirakan akan menjadi sasaran pasar yang dituju
oleh perusahaan. Survey ini dilakukan untuk meramalkan variabel ekonomi yang
memang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan permintaan
konsumen atau pasar yang dituju. Variabel-variabel ekonomi yang disurvey ini
misalnya variabel yang berhubungan dengan budget rumah tangga yang dikeluarkan
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Sasaran dan klasifikasi sasaran dan
jenis kebutuhan dan keperluan dari kelompok responden ini dapat dikategorikan
sebagai berikut:
·
Survey tentang budget keperluan rumah tangga masyarakat eksekutif bisnis dan
pemerintahan yang sekiranya berkait dengan rencana perusahaan. Survey ini
diharapkan dapat merekam keseluruhan anggaran setiap rumah tangga yang
disurvey.
·
Survey mengenai barang atau jasa yang diperlukan bagi para pelaku bisnis yang
akan memperdagangkan barang atau jasanya. Mereka ini mungkin pelaku bisnis yang
bergerak pada bisnis distributor, pengecer atau pedagang besar.
·
Survey ini dilakukan bagi para rumah tangga umum mengenai keperluan rumah
tangga, produk atau barang apa secara periodic diperlukan dan frekuensi
pemenuhan yang dilakukan untuk masa-masa yang akan datang, dan lain-lain.
Dari metode survey berdasar kelompok
sasaran ini sebenarnya terkandung maksud dari surveyor bahwa barang dan jasa
apa saja yang dibutuhkan, berapa frekuensi pemenuhan kebutuhan dan
faktor-faktor apa saja yang pada umumnya yang mempengaruhi perilaku beli mereka
ini. Sehingga secara tidak langsung perusahaan melihat peluang dan apa saja
yang bisa ditarik sebagai kepentingan bagi perusahaan atas hasil-hasil survey
ini untuk memprediksi dan memperkirakan perilaku pasar atau konsumen
perusahaan.
Bila diklasifikasikan bahwa hasil
survey ini merupakan bagian dari kegiatan riset pasar yang dilakukan oleh
perusahaan. Dari sini berbagai kemungkinan yang diperoleh adalah munculnya
variabel ikutan yang dapat diprediksi Apa yang bisa dimanfaatkan oleh
perusahaan yang hendak atau sudah diproduksi dan dijual kepada pasar yang
dituju yang telah disurvey ini. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hasil
survey ini sebagian atau seluruhnya dapat dipergunakan untuk memprediksi
permintaan konsumennya dari produk yang dibuat dan jual oleh perusahaan.
2. Teknik Jajak Pendapat
(Opinion Pools).
Teknik jajak pendapat sering
dilakukan untuk melengkapi data dari survey. Jajak pendapat dari para pakar,
para eksekutif, dari masyarakat umum, atau dari konsumen. Jajak pendapat ini
lebih bersifat pandangan atau pendapat pribadi (subjektif) dari respondennya,
sebaliknya teknik survey lebih bersifat objektif.
Sebelum peluncuran produk baru,
biasanya diadakan pre test dan jajak pendapat terhadap responden yang menjadi
sampel. Teknik pooling ini melibatkan berbagai media seperti media TV, telepon,
koran, surat, SMS, email, atau internet untuk menyebarkan kuesioner atau daftar
pertanyaan tentang berbagai informasi yang dibutuhkan perusahaan.
Laporan atau pernyataan resmi dari suatu perusahaan atau pemerintah suatu negara dapat digunakan sebagai sumber data guna meramalkan kondisi ekonomi di masa yang akan datang, sekaligus dapat digunakan untuk membuat strategi bersaing dalam pasar bebas.
Laporan atau pernyataan resmi dari suatu perusahaan atau pemerintah suatu negara dapat digunakan sebagai sumber data guna meramalkan kondisi ekonomi di masa yang akan datang, sekaligus dapat digunakan untuk membuat strategi bersaing dalam pasar bebas.
3. Metode Delphi,
Pada metode ini sekelompok
pakar mengisi kuesioner, Moderator menyimpulkan
hasilnya dan memformulasikan menjadi suatu
kuesioner baru yang diisi kembali oleh kelompok tersebut, demikian seterusnya.
Hal ini merupakan proses pembelajaran (learning process) dari kelompok tanpa
adanya tekanan atau intimidasi individu.
4. Analogi
historis (Historical Analogy),
Merupakan teknik
peramalan berdasarkan pola data masa lalu dari produk-produk yang dapat
disamakan secara Analogi.
Misalnya peramalan
untuk pengembangan pasar televisi multi sistem
menggunakan model permintaan televisi hitam
putih atau televisi berwarna biasa. Analogi historis cenderung akan
menjadi terbaik untuk penggantian produk di pasar
dan apabila terdapat hubungan substitusi langsung dari produk dalam
pasar itu.
5. Dugaan manajemen (
management estimate ) atau Panel Consensus
Dimana peramalan
semata-mata berdasarkan pertimbangan manajemen, umumnya oleh
manajemen senior. Metode ini akan cocok dalam situasi yang sangat sensitif
terhadap intuisi dari suatu atau sekelompok kecil orang yang karena
pengalamannya mampu memberikan opini yang kritis dan relevan. Teknik akan
dipergunakan dalam situasi dimana tidak ada situasi dimana tidak
ada laternatif lain dari model peramalan
yang dapat diterapkan.
Bagaimanapun metode ini mempunyai
banyak keterbatasan, sehingga perlu dikombinasikan dengan metode peramalan yang
lain.
-
Peramalan kuantitatif
Peramalan kualitatif dapat
diterapkan jika tersedia data masa lalu, informasi dapat dikuatifikasi
(diwujudkan dalam bentuk angka), dan asumsi beberapa aspek pola masa lalu akan
terus berlangsung (assumption of community).
Adapun jenis peramalan kuantitif
meliputi.
1)
Time series
Metode Time Series berhubungan
dengan nilai-nilai suatu variabel yang diatur secara periodesasi sepanjang
periode waktu dimana prakiraan permintaan diproyeksikan. Misalnya mingguan,
bulanan, kwartalan, dan tahunan, tergantung keinginan dari pihak-pihak yang
melakukan prakiraan permintaan ini. Metode ini semata-mata mendasarkan diri
pada data dan keadaan masa lampau. Jika keadaan di masa yang akan datang cukup
stabil dalam arti tidak banyak perubahan yang berarti dengan keadaan masa
lampau, metode ini dapat memberikan hasil peramalan yang cukup akurat.
Dengan analisis deret waktu dapat
ditunjukkan bagaimana permintaan terhadap suatu produk
tertentu bervariasi terhadap waktu. Sifat dari
perubahan permintaan dari tahun ke tahun dirumuskan untuk meramalkan penjualan
pada masa yang akan datang.
Metoda peramalan yang didasarkan
atas penggunaan analisa pola hubungan antara variabel yang
akan diperkirakan dengan variabel waktu, yang
merupakan deret waktu atau “time – series”. Berikut adalah beberapa
metode time series yang dipakai untuk mencari forecast demand(peramalan
permintaan) meliputi:
a) Moving average
Ket:
FD = forecast Demand
D = demand
N = jumlah data
t = bulan ke… (1,2,,,,,t)
b) double
moving average
Mt = moving averages forecast selama
t periode
Mt = moving average forecast dari
FD= forecast demand
D=demand actual
n= jumlah data
p= peramalan ke (1,2,…,p)
c)
exponential smoothing
Pada metode ini apabila hasil
forecast adalah posistif, yang berarti actual permintaan lebih tinggi
disbanding nilai ramalan (A-F > 0). Maka model exponential smoothing akan
secara otomatis meningkatkan ramalan.
Sebaliknya apabila hasil forecast
adalah negative, yang berartinilai permintaan actual lebih rendah daripada
nilai ramalan (A-F < 0), maka model exponential smoothing akan otomatis
menurunkan nilai ramalan sebagai berikut.
Keterangan
FDt = nilai ramalan untukperiode
waktu ke-t
FDt-1= nilai peramalan untuk satu
periode waktu yang lalu. T-1
At-1= nilai akatual untuk satu
periode waktu yang lalu, t-1
a= smoothing constant (0<a<1)
d) Seasonal
FD= peramalan permintaan
A= smoothing Constant ( )<a<1)
It= nilai indeks musiman.
2) Metode trend least square
Adalah suatu metode peramalan
serangkaian waktu yg sesuai dengan garis tren terhadap serangkaian titik-titik
data masa lalu, kemudian diproyeksikan ke dalam peramalan masa depan untuk
peramalan jangka menengah dan jangka panjang.
Trend adalah rata-rata perubahan
dalam jangka panjang. Jika hal yang diteliti menunjukkan gejala pertambahan,
maka trend yang dimiliki disebut sebagai trend positif. Jika hal yang diteliti
menunjukkan gejala semakin berkurang, maka trend yang dimiliki disebut sebagai
trend negative. Salah satu metode trend yang digunakan adalah metode least
squares.
Persamaan trend dengan metode least
square adalah
Ŷ = a + bX
Y’ = a + bx
Σx = na + bΣx
Σxy = x + b Σx2
Dimana:
a & b = konstanta
persamaan
n = Jumlah data
x = periode waktu
3) Metode causal
Metode kausal
mengasumsikan faktor yang diperkirakan menunjukkan
adanya hubungan sebab akibat dengan satu
atau beberapa variabel bebas (independen). Sebagai contoh, jumlah
pendapatan berhubungan dengan faktor-faktor seperti jumlah penjualan, harga
jual, dan tingkat promosi.
Kegunaan dari
metode kausal adalah untuk menemukan bentuk
hubungan antara variabel-variabel tersebut dan
menggunakannya untuk meramalkan nilai dari variabel tidak bebas
(dependen). Pada model ini untuk
meramalkan permintaan tidak hanya memperhatikan
waktu, tetapi juga memperhatikan
faktor yang mempengaruhi, antara lain :
a. Harga produk, jika harga
produk naik maka permintaan naik
b. Saluran
distribusi, jika banyak saluran distribusi
maka permintaan naik.
Metode kausal terdiri atas
beberapa metode, antara lain :
Ø Metode regresi dan korelasi
Metoda regresi dan
korelasi pada penetapan suatu persamaan estimasi
menggunakan teknik “least squares”. Hubungan yang ada pertama – tama
dianalisis secara statistik. Ketepatan peramalan
dengan menggunakan metoda ini sangat baik untuk peramalan jangka pendek,
sedangkan untuk peramalan jangka panjang ternyata
ketepatannya kurang begitu baik.
Ø Metode Ekonometrik
Metoda ini
didasarkan atas peramalan sistem persamaan
regresi yang diestimasikan secara simultan. Baik
untuk peramalan jangka pendek maupun peramalan jangka
panjang, ketepatan peramalan dengan metoda ini sangat baik.
Terdapat empat tahapan yang termasuk
di dalam memformulasi forecast model ekonometrika ini.
-) Membangun suatu model teori
-) Mengumpulkan data
-) Memilih bentuk persamaan fungsi yang diestimasi
-) Mengestimasi dan menginterpretasi hasil
4) Metode Variasi Musim
Melakukan prakiraan volume
permintaan konsumen di waktu-waktu yang akan datang dapat didasarkan pada
gelombang musiman yang melekat pada kultur budaya atau kebiasaan dari
masyarakat. Tetapi dapat juga karena faktor sifat dan keadaan alam yang melekat
pada iklim atau cuaca. Misalnya produksi musim semi, gugur dan musim penghujan
dan bahkan musim kemarau, produk apa yang sedang atau akan datang
musimnya.
- Akurasi peramalan
Ukuran akurasi peramalan secara umum
digunakan untuk mengetahui tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan
permintaan yang terjadi untuk melihat kesalahan peramalan.
Adapun ukuran yang biasanya
digunakan adalah:
Ø
Mean Absolute Deviation / MAD
(rata-rata absolute mutlak)
Rata-rata penyimpangan absolut
merupakan penjumlahan kesalahan prakiraan tanpa menghiraukan tanda aljabarnya
dibagi dengan banyaknya data yang diamati, yang dirumuskan sebagai berikut:
Ket:
At = permintaan actual pada perioda
t
Ft = peramalan permintaan pada
perioda t
n= jumlah periode peramalan yang
terlibat.
Ø Mean Square Error /MSE ( rata-rata kuadrat kesalahan)
MSE dirumuskan sebagai berikut:
Untuk Keterangan sama dengan
sebelumnya.
Ø Mean Forecast Error/ MFE ( rata-rata kesalahan peramalan)
Rata-rata kesalahan kuadrat (MSE, mean
square error) memperkuat pengaruh angka-angka kesalahan besar, tetapi
memperkecil angka kesalahan prakiraan yang lebih kecil dari satu unit. Sanagat
efektif untuk mengetahui apakah suatu hasil peramalan pada perioda tertentu
terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Secara sistematis dapat dirumuskan :
Untuk Keterangan sama dengan
sebelumnya.
Ø Mean Absolute
Percentage Error/MAPE ( rata-rata persentase kesalahan absolute)
MAPE merupakan ukuran kesalahan
relative. Rata-rata persentase kesalahan kuadrat merupakan pengukuran
ketelitian dengan cara-cara persentase kesalahan absolute, (MAPE) menunjukkan
rata-rata kesalahan absolut prakiraan dalam bentuk persentasenya terhadap data
aktualnya yang akan memberikan informasi kesalahan terlalu endah atau terlalu
tinggi.
Secara sistematis dapat dirumuskan :
- Verifikasi dan Pengendalian
Peramalan
Langkah penting setelah peramalan
dilakukan adalah verifikasi peramalan sedemikian rupa sehingga mencerminkan
data masa lalu dan sistem penyebab yang mendasari permintaan tersebut.
Sepanjang representasi peramalan tersebut dapat dipercaya, hasil peramalan
dapat terus digunakan. Jika selama proses verifikasi tersebut ditemukan
keraguan validitas metode peramalan yang digunakan, harus dicari metode lainnya
yang lebih cocok. Validitas tersebut harus ditentukan dengan uji statistis yang
sesuai.
Setelah suatu peramalan dibuat,
selalu timbul keraguan apakah perlu dibuat suatu metode peramalan baru .
Peramalan harus selalu dibandingkan dengan permintaan aktual secara teratur.
Pada suatu saat harus diambil tindakan revisi peramalan apabila ditemukan bukti
adanya perubahan pola permintaan yang meyakinkan. Selain itu, penyebab
perubahan pola permintaan harus diketahui. Penyesuaian metode peramalan
dilakukan segera setelah perubahan pola permintaan diketahui. Terdapat banyak
perkakas yang dapat digunakan untuk memverifikasi peramalan dan mendeteksi
perubahan sistem penyebab yang melatarbelakangi perubahan pola permintaan.
Bentuk yang paling sederhana adalah peta kendali peramalan, mirip dengan peta
kendali kualitas. Peta kendali ini dapat dibuat dengan ketersediaan data yang
minim.
- Peta Moving Range
Peta Moving Range dirancang untuk
membandingkan nilai permintaan aktual dengan nilai peramalan. Data permintaan
aktual dilihat dan dibandingkan dengan nilai peramalan pada perioda yang sama.
Peta tersebut dikembangkan ke perioda yang akan datang sehingga data peramalan
dapat dibadingkan dengan permintaan aktual. Selama perioda dasar (perioda pada
saat menghitung peramalan), Peta Moving Range digunakan untuk melakukan
verifikasi teknik dan parameter peramalan. Setelah metode peramalan ditentukan,
peta Moving Range digunakan intuk pengujian kestabilan sistem
penyebab yang mempengaruhi permintaan. Moving Range dapat didefinisikan
sebagai :
Garis tengah peta Moving Range
adalah pada titik nol. Upper control level (batas
kendali atas) dan Lower control
level (batas kendali bawah) pada peta Moving Range
adalah :
Sementara itu variabel yang
akan diplot ke dalam peta Moving Range :
Sekurang-kurangnya harus ada 10 dan
lebih disukai 20 data untuk membuat peta Moving Range. Batas ini
ditetapkan sedemikian sehingga diharapkan hanya ada tiga dari 1000 titik yang
berada di luar batas kendali, jika sistem penyebab yang
melatarbelakanginya tetap sama. Jika ditemukan satu titik yang berada di luar
batas kendali pada saat peramalan diverifikasi, harus ditentukan apakah data
harus diabaikan atau peramalan baru harus dicari. Jika ditemukan sebuah titik
berada di luar batas kendali harus diselidiki penyebabnya. Temuan itu mungkin
membutuhkan penyelidikan yang ekstensif.
Jika semua titik berada di dalam batas kendali, diasumsikan peramalan
permintaan yang dihasilkan telah cukup baik. Jika terdapat titik yang berada di
luar batas kendali berarti peramalan yang didapat kurang baik dan harus
direvisi. Peta kendali dapat digunakan untuk mengetahui apakah terjadi
perubahan dalam sistem penyebab yang melatarbelakangi permintaan sehingga dapat
ditentukan persamaan peramalan baru yang lebih cocok atas sistem penyebab yang
terjadi pada saat ini.
8. PERILAKU KONSUMEN
Perilaku
konsumen merupakan suatu proses yang berkaitan erat dengan proses pembelian,
pada saat itu konsumen melakukan aktifitas-aktifitas seperti melakukan
pencarian, penelitian, dan pengevaluasian produk. Perilaku konsumen merupakan
hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.
Yang
termasuk ke dalam perilaku konsumen selain mengenai kualitas produk, juga
meliputi harga produk atau jasa tersebut. Jika harga suatu produk tidak terlalu
tinggi, maka konsumen tidak akan terlalu lama membutuhkan waktu untuk
memikirkan dan melakukan aktifitas perilaku konsumen. Namun jika harga suatu
barang atau jasa tersebut bisa dibilang tinggi, atau mahal, maka konsumen
tersebut akan memberikan effort lebih terhadap barang tersebut. Pembeli
tersebut akan semakin lama melakukan perilaku konsumen, seperti melihat, menanyakan,
mengevaluasi, dan mempertimbangkan.
Berikut adalah beberapa
definisi perilaku konsumen menurut para ahli :
A. Menurut Engel, Blackwell dan
Miniard
Perilaku konsumen adalah
tindakan-tindakan produk dan jasa, termasuk didalamnya adalah proses keputusan
yang mengawali serta mengikuti tindakan pembelian tersebut. Tindakan tersebut
adalah terlibat secara langsung dalam proses memperoleh, mengkonsumsi bahkan
membuang atau tidak jadi menggunakan suatu produk atau jasa tersebut.
B. Menurut The American Marketing
Association
Perilaku konsumen adalah proses
membagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku dan lingkungan
dimana seseorang melakukan pertukaran aspek kehidupannya.
C. Menurut Mowen
Perilaku konsumen merupakan
aktivitas ketika seseorang mendapatkan, mengkonsumsi atau membuang barang atau
jasa pada saat proses pembelian.
D. Menurut Schiffman dan Kanuk
Perilaku konsumen adalah suatu
proses yang dilalui oleh seorang pembeli dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi serta bertindak pada konsumsi produk dan jasa, maupun ide yang
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan seseorang tersebut.
-
Jenis
Perilaku Konsumen
Jenis-jenis perilaku konsumen ini
sendiri berbeda-beda dan bermacam-macam. Misalkan Anda ingin membeli buah
mangga, maka yang termasuk ke dalam perilaku konsumen sebelum membeli adalah
mencium bau mangga tersebut untuk memastikan apakah sudah matang, kemudian
meneliti dari bentuknya, apakah ada sisi yang busuk, menekan-nekan mangga
tersebut juga untuk memastikan tingkat kematangan mangga tersebut, dan lain
sebaginya. Hal ini juga dapat diterapkan pada pembelian produk jangka panjang,
misalnya peralatan elektronik, gadget, alat-alat furniture, dan lain
sebagainya.
Untuk
produk jasa, misalkan jasa tour wisata, pasti Anda akan mengecek terlebih
dahulu dari testimoni pembeli, track record perusahaan jasa travel itu
sendiri, dan lain sebaginya. Pada intinya, setiap konsumen yang akan membeli
suatu produk atau menggunakan sebuah jasa, maka konsumen tersebut pasti
melakukan apa yang disebut sebagi perilaku konsumen.
Pada
dasarnya, perilaku konsumen secara umum dibagi menjadi 2 yaitu perilaku
konsumen yang bersifat rasional dan irrasional. Yang dimaksudkan dengan
perilaku konsumen yang bersifat rasional adalah tindakan perilaku konsumen dalam
pembelian suatu barang dan jasa yang mengedepankan aspek-aspek konsumen secara
umum, yaitu seperti tingkat kebutuhan mendesak, kebutuhan utama/primer, serta
daya guna produk itu sendiri terhadap konsumen pembelinya. Sedangkan perilaku
konsumen yang bersifat irrasional adalah perilaku konsumen yang mudah terbujuk
oleh iming-iming diskon atau marketing dari suatu produk tanpa mengedepankan
aspek kebutuhan atau kepentingan. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa
ciri-ciri yang menjadi dasar perbedaan antara perilaku konsumen yang bersifat
rasional dan perilaku konsumen yang bersifat irrasional.
Berikut
ini beberapa ciri-ciri dari Perilaku Konsumen yang bersifat Rasional:
1. Konsumen memilih barang
berdasarkan kebutuhan
2. Barang yang dipilih konsumen memberikan
kegunaan optimal bagi konsumen
3. Konsumen memilih barang yang
mutunya terjamin
4. Konsumen memilih barang yang
harganya sesuai dengan kemampuan konsumen
Beberapa ciri-ciri Perilaku Konsumen
yang bersifat Irrasional:
1. Konsumen sangat cepat tertarik
dengan iklan dan promosi di media cetak maupun elektronik
2. Konsumen memilih barang-barang
bermerk atau branded yang sudah dikenal luas
3. Konsumen memilih barang bukan
berdasarkan kebutuhan, melainkan gengsi atau prestise
-Proses pembentukan perilaku
konsumen
Perilaku konsumen dilakukan
berdasarkan suatu proses sebelum dan sesudah seorang konsumen melakukan proses
pembelian suatu barang maupun jasa. Dalam perilaku konsumen tersebut, seorang
pembeli akan melakukan penilaian yang kemudian pada akhirnya akan mempengaruhi
proses pengambilan keputusannya atas pembelian barang atau jasa tersebut.
Berikut beberapa tahapan pengambilan keputusan seorang konsumen :
1. Pengenalan Masalah.
Biasanya seorang konsumen melakukan
pembelian atas dasar kebutuhan atau untuk menyelesaikan keperluan, masalah dan
kepentingan yang dihadapi. Jika tidak ada pengenalan masalah terlebih dahulu,
maka konsumen juga tidak akan tahu produk mana yang harus dibeli.
2. Pencarian Informasi.
Setelah mengetahui permasalahan yang
dialami, maka pada saat itu seorang konsumen akan aktif mencari tahu tentang
bagaimana cara penyelesaian masalahnya tersebut. Dalam mencari sumber atau
informasi, seseorang dapat melakukannya dari diri sendiri (internal) maupun
dari orang lain (eksternal) seperti masukan, sharing pengalaman, dan
lain sebagainya.
3. Mengevaluasi Alternatif.
Setelah konsumen mendapatkan
berbagai macam informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan, maka hal
selanjutnya yang dilakukan oleh konsumen tersebut adalah mengevaluasi segala
alternatif keputusan maupun informasi yang diperoleh. Hal itu lah yang
menjadi landasan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi.
4. Keputusan Pembelian.
Proses selanjutnya setelah melakukan
evaluasi pada alternatif-alternatif keputusan yang ada adalah konsumen tersebut
akan melalui proses yang disebut dengan keputusan pembelian. Waktu yang
diperlukan dalam proses pengambilan keputusan ini tidak sama, yaitu tergantung
dari hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam proses pembelian atau pengambilan
keputusan tersebut.
5. Evaluasi Pasca-Pembelian.
Proses lanjutan yang biasanya
dilakukan seorang konsumen setelah melakukan proses dan keputusan pembelian
adalah mengevaluasi pembeliannya tersebut. Evaluasi yang dilakukan mencakup
pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti apakah barang tersebut sudah sesuai
dengan harapan, sudah tepat guna, tidak mengecewakan, dan lain sebagainya. Hal
ini akan menimbulkan sikap kepuasan dan ketidakpuasan barang oleh konsumen,
mengecewakan dan tidak mengecewakan. Hal tersebut akan berdampak pada
pengulangan pembelian barang atau tidak. Jika barang memuaskan dan tidak
mengecewakan, maka konsumen akan mengingat merk produk tersebut sehingga akan
terjadi pengulangan pembelian di masa mendatang. Namun jika barang tidak
memuasakan dan mengecewakan, maka konsumen juga akan mengingat merk barang
tersebut dengan tujuan agar tidak mengulang kembali membeli barang tersebut di
masa yang akan datang.
-Cara Mengenali Perilaku Konsumen
Dalam disiplin ilmu ekonomi terdapat
3 pendekatan untuk mengenali perilaku konsumen, pendekatan-pendekatan tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan Interpretif.
Pendekatan ini adalah pendekatan
yang membahas secara mendalam hal-hal mendasar mengenai perilaku konsumen.
Dalam pendekatan ini menggunakan teknik observasi langsung yaitu menggunakan
teknik wawancara yang dilakukan secara mendalam dan menyeluruh. Selain
wawancara, pendekatan ini juga mengutamakan focus group discussion.
Semua hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan mengenai makna suatu
produk atau jasa bagi konsumen, serta perasaan yang dialami konsumen ketika
membeli kemudian menggunakan produk maupun jasa tersebut.
2.
Pendekatan Tradisional yang didasari pada teori dan metode dari Ilmu Psikologi
Kognitif, Sosial dan Behavioral serta Ilmu Sosiologi.
Pendekatan
ini menggunakan studi lapangan berupa eksperimen yang didukung dengan survey
dengan tujuan untuk menguji hipotesa penelitian yang berkaitan dengan teori.
Kemudian dicari sebuah pemahaman mengenai proses seorang konsumen menganalisa
beberapa informasi, membuat keputusan, dan pengaruh lingkungan sosial terhadap
perilaku konsumen tersebut. Tujuan utama dari pendekatan ini adalah untuk
mengembangkan teori dan metode yang relatif. Yang mana akan digunakan untuk
menjelaskan perilaku konsumen serta pembuatan keputusan konsumen.
3. Pendekatan Sains Pemasaran yang
didasari pada teori dan metode dari Ilmu Ekonomi dan Statistika.
Penelitian dalam pendekatan ini
menggunakan pengembangan teori dari Abraham Maslow yaitu Teori Hierarki
Kebutuhan Maslow. Teori tersebut berisi tentang hierarki kebutuhan manusia yang
kemudian diuji coba dengan model Ilmu Matematika. Pendekatan ini dilakukan
untuk memprediksi moving rate analysis atau pengaruh startegi marketing
terhadap pilihan dan pola konsumsi.
Semua pendekatan yang dijelaskan
diatas mempunyai nilai-nilai tertentu yang dapat memberikan pemahaman mengenai
perilaku konsumen. Selain itu dapat pula diterapkan untuk strategi marketing
jika dilihat dari tingkatan maupun sudut pandang analisis yang berbeda-beda.
Ketiga pendekatan ini dapat digunakan oleh suatu pemilik bisnis atau
perusahaan, baik dengan menggunakan salah satu dari pendekatan tersebut maupun
dengan menggunakan ketiga pendekatan sekaligus. Semuanya tergantung dari
jenis-jenis masalah yang dihadapi oleh masing-masing bisnis dan suatu
perusahaan.
-Tips Termudah Mengenali Perilaku
Konsumen
Dalam perkuliahan Berburu Peluang
Usaha di Ciputrauceo.com terdapat beberapa cara mudah untuk dapat
mengidentifikasi perilaku konsumen. Pengenalan ini dapat dilakukan sebelum dan
sesudah proses pembelian oleh konsumen. Empat cara ini
juga sering dilakukan oleh para pelaku usaha di masa lalu yang kini
terbukti telah sukses dalam mengenali perilaku konsumen. Berikut ini
adalah cara-cara tersebut :
1. Membaca Buku.
Membaca buku seringkali dilakukan
untuk memperluas wawasan dan pengetahuan spesifik mengenai suatu hal. Usahakan
Anda menjadi perpustakaan berjalan, yaitu seseorang yang mengetahui segala hal
dan segala informasi terkait passion Anda.
2. Menjelajahi Internet.
Internet akan semakin mempermudah
seseorang untuk mendapatkan informasi. Semakin berkembang kemajuan teknologi
juga akan semakin mempermudah seseorang untuk mendapatkan pengetahuan.
3. Interaksi Langsung ke Konsumen
Tidak ada salahnya bertanya langsung
kepada konsumen yang lain ketika melakukan proses pembelian, saling
berkonsultasi dan mendapatkan masukan dari kedua belah pihak, baik dari penjual
maupun pembeli yang lain.
4.
Berkomunikasi dan Memperkenalkan Diri
Pelaku pasar adalah penjual dan
pembeli, maka dari itu biasanya seseorang yang akan melakukan pembelian akan
lebih sering berkomunikasi, bertanya, dan aktif untuk mencari tahu.
-Mengenali Masalah Konsumen
Sebagai produsen atau penjual barang
dan jasa, maka Anda perlu mengetahui cara-cara mengenali masalah konsumen. Hal
ini diperlukan agar masalah yang dialami oleh konsumen tersebut dapat Anda ubah
menjadi sebuah peluang. Jika Anda dapat memperbaiki kekurangan penjualan atau
mengetahui hal apa yang sering menjadi masalah konsumen, maka hal tersebut akan
menjadi perbaikan bagi penjualan dan bisnis Anda. Berikut terdapat beberapa
tips agar Anda dapat mengenali masalah konsumen :
1. Jadilah Pelanggan
Anda harus melihat sisi dari seorang
pelanggan, tidak selalu menjadi sisi seorang penjual. Misalkan Anda pergi ke
pusat perbelanjaan, tentu secara otomatis Anda harus menempatkan diri sebagai
konsumen. Nah, hal apa saja yang Anda temui di pusat perbelanjaan tersebut yang
Anda anggap merupakan suatu kekurangan. Misalnya tentang pelayanan pegawai yang
kurang tanggap atau kurang ramah, ketersediaan produk, kualitas produk, dan
lain sebagainya. Dari situ Anda akan dapat mengetahui dan belajar tentang
masalah-masalah yang sering dialami oleh konsumen.
2. Amati Sekeliling Konsumen dan
Kompetitor
Hal lain yang dapat Anda lakukan
adalah mengamati lingkungan dan keadaan di sekeliling konsumen maupun
kompetitor bisnis Anda. Dengan mengamati bisnis yang hampir mirip atau serupa
dengan bisnis Anda, maka Anda dapat melihat kekurangan-kekurangan yang mungkin
dapat terjadi pada sektor bisnis tersebut. Sehingga Anda dapat dengan cepat
melakukan tindakan pencegahan maupun perbaikan pada bisnis Anda.
3. Menambah Kenalan dan Membuka
Pemikiran
Menambah kenalan dan jaringan pertemanan
adalah hal yang sangat positif bagi Anda dan bisnis Anda. Selain menambah
relasi, partner kerja, juga dapat menambah networking atau jaringan bagi
bisnis Anda. Dalam memulai perkenalan yang baru, usahakan untuk tidak
mengatakan hal-hal yang negatif seperti menyinggung perasaan lawan bicara,
berbicara sombong dan egois, mengatakan hal-hal yang menyangkut SARA, dan lain
sebagainya. Pembicaraan dalam perkenalan baru hendaknya memiliki hal-hal yang
positif seperti kalimat-kalimat yang mendukung dan tidak merendahkan lawan
bicara.
4. Bertanya Langsung Masalah
yang Dihadapi oleh Pelanggan
Tidak ada salahnya bertanya kepada
pelanggan lain tentang pandangannya mengenai bisnis Anda. Anda dapat memulai
sebuah perkenalan dengan pelanggan yang lainnya dengan cara menanyakan hal-hal
yang ringan terlebih dahulu, seperti sapaan, kalimat basa-basi, dan lain
sebagainya. Kemudian Anda juga dapat meminta masukan atau pendapat mengenai
bisnis yang Anda jalankan, sehingga Anda dapat mengetahui apa saja keluhan atau
masalah yang sering dialami oleh para konsumen.
9. TEKNIK OPTIMASI
Hubungan ekonomi dapat digambarkan
dalam bentuk persamaan, tabel, atau grafik. Bila hubungannya sederhana, tabel
dan/atau grafik dapat mencukupi. Namun bila hubungannya rumit, menggambarkan
hubungan dalam bentuk persamaan mungkin diperlukan. Menggambarkan hubungan
ekonomi dalam bentuk persamaan juga berguna karena kita dapat mempergunakan
teknik yang kuat dari kalkulus deferensial dalam menentukan solusi optimum dari
suatu masalah (cara yang paling efisien untuk perusahaan atau organisasi lain
untuk mencapai tujuan atau sasarannya).
- Hubungan
Fungsi: Persamaan.
Hubungan antara
kuantitas (Q) dan total pendapatan (TR) dapat diekspresikan sebagai berikut:
TR = f (Q)
<=> TR = P x Q
Misalnya harga
produk yang bersifat konstan adalah Rp 1.000,00 per unit, maka hubungan antara
kuantitas yang terjual dengan total pendapatan secara tepat dapat dinyatakan
dalam suatu fungsi sebagai berikut:
TR = 1.000 Q
- Hubungan
Fungsi: Tabel dan Grafik.
Berikut ini
disajikan data yang menggambarkan hubungan fungsi dan digambarkan dalam suatu
grafik.
Tabel 2.1 Hubungan antara Total Pendapatan dan Kuantitas
Kuantitas Produk
|
Total Pendapatan (TR) = 1.000 Q
|
10
|
Rp 10.000
|
20
|
20.000
|
30
|
30.000
|
40
|
40.000
|
50
|
50.000
|
60
|
60.000
|
70
|
70.000
|
80
|
80.000
|
90
|
90.000
|
100
|
100.000
|
- HUBUNGAN BIAYA TOTAL, RATA-RATA, DAN MARGINAL
Hubungan
antara biaya total,
rata-rata dan marginal merupakan konsep serta ukuran yang sangat penting dalam
optimasi. Pada dasarnya hubungan antara biaya total, rata-rata dan marginal adalah sama, baik untuk
biaya, penerimaan, produksi maupun laba.
Hubungan
biaya Total, Rata-rata dan biaya Marginal Perusahaan
Q
|
TC
|
AC=TC/Q
|
MC=dTC/dQ
|
0
|
20
|
-
|
-
|
1
|
140
|
140
|
120
|
2
|
160
|
80
|
20
|
3
|
180
|
60
|
20
|
4
|
240
|
60
|
60
|
5
|
480
|
96
|
240
|
TC
= FC + VC;
AC
= AFC + AVC;
MC
= DTC/DQ
1. Hubungan
antara nilai rata-rata dengan marginal
Hubungan antara nilai rata-rata
dengan marginal juga penting dalam pembuatan keputusan manajerial. Karena nilai
marginal menunjukkan perubahan dari nilai total, maka jika nilai marginal tersebut
lebih besar dari nilai rata-rata, pasti nilai rata-rata tersebut sedang menaik.
Misalnya, jika 10 pekerja rata-rata menghasilkan 200 unit output perhari, dan
pekerja ke 11 (tambahan) menghasilkan 250 unit, maka output rata-rata dari
npekerja meningkat.
2. Penggambaran
hubungan antara nilai total, marginal dan rata-rata
Slope adalah suatu ukuran kemiringan
sebuah garis, dan didefinisikan sebagai tingginya kenaikan (penurunan) per unit
sepanjang sumbu horisontal. Slope dari sebuah garis lurus yang melalui titik
asal ditentukan dengan pembagian koordinat Y pada setiap titik pada garis
tersebut dengan koordinat X yang cocok.
Hubungan geometris antara nilai
total, marginal dan rata-rata terlihat pada kurva 2.2b laba total naik dari
titik asal menuju titik C. karena garis yang digambarkan bersinggungan dengan
kurva laba total menjadi lebih curam jika titik singgung tersebut mendekati
titik C, maka laba menaik sampai titik singgung tersebut.
Selain hubungan nilai total rata-rata dan total
marginal, hubungan antara nilai marginal dengan rata-rata juga ditunjukan pada
gambar 2.2 b. Pada tingkat output yang rendah dimana kurva laba marginal
terletak di atas kurva laba rata-rata, maka kurva laba rata-rata sedang menaik. Walaupun laba marginal mencapai
titik maksimum pada output Q1 dan kemudian menurun, tapi kurva laba
rata-rata terus meningkat sepanjang kurva laba marginal masih di atasnya.
3. Penurunan
kurva total dari kurva marginal atau rata-rata
Penurunan laba total dari kurva laba rata-rata
(b). Laba total adalah laba rata-rata dikalikan jumlah output. Laba total
yang sesuai dengan output Q1, misalnya adalah laba rata-rata (A) dikalaikan
output (Q1). Laba total tersebut sama dengan luas bidang segi empat OABQ1.
Hubungan yang sama terjadi antara
laba marginal dengan laba total. Secara geometris, laba total tersebut
ditunjukan oleh daerah Y sampai kuantitas output yang ditentukan. Tingkat
output Q1 laba total sama dengan bidang bawah kurva laba marginal yaitu bidang
OCQ1.
- ANALISIS OPTIMISASI
Analisis
optimasi dapat mudah dijelaskan dengan mempelajari proses perusahaan dalam
menentukan tingkat output. yang mana memaksimalkan laba total, dengan
mempergunakan kurva penerimaan total dan biaya total dari bab yang menentukan
tahap analisis marjinal berikutnya yang merupakan perhatian utama kita.
Optimasi Dengan Analisis Marijinal Sementara perusahaan memaksimalkan laba yang
ditentukan dengan kurva penerimaan total dan biaya total. analisis marjinal,
perusahaan memaksimumkan keuntungan bila penerimaan marjinal sama dengan biaya
marjinal. Analisis Marjinal merupakan salah satu konsep terpenting pada ekonomi
manajerial secara umum dan dalam analisa optimasi khususnya. Menurut Menurut
analisis marjinal, perusahaan memaksimumkan keuntungan bila penerimaan marjinal
sama dengan biaya marjinal.
- KALKULUS DIFERENSIAL: TURUNAN DAN ATURAN
DIFERENSIASI
Analisis
optimisasi dapat dilakukan lebih efisien dan tepat, dengan kalkulus
diferensiasi yang didasarkan pada konsep turunan.
1. Konsep
Turunan
Sangat berhubungan erat dengan
konsep marjinal. Sebagai contoh, bila keluaran naik dari 2 menjadi 3 unit,
penerimaan total meningkat dari $ 160 menjadi $ 210.
Rumus
MR = TR
Rumus
MR = TR
Nilai ini merupakan kemiringan dari
busur BC pada kurva penerimaan total. Namun demikian, bila jumlahnya sangat
kecil (bila ΔQ diasumsikan memiliki nilai yang lebih kecil dan bahkan mendekati
nol)
2.
Aturan aturan Diferensiasi
Diferensiasi adalah proses
menentukan turunan suatu fungsi, yang menentukan perubahan y untuk perubahan X,
pada saat perubahan X mendekati nol.
Y = F(X) = a
u Aturan untuk fungsi konstan:
turunan atas sebuah fungsi konstan, Y = f (x) = a, adalah nol untuk semua nilai
a konstan. Fungsinya adalah sebagai berikut: Y = F(X) = a
di
mana a dan b konstan, sama dengan
eksponen b di kali dengan koefisien a di kali variabel X pangkat b-1. Fungsinya
adalah sebagai berikut:
u Aturan untuk penjumlahan dan pengurangan: turunan dari penjumlahan
(pengurangan) adalah sama dengan penjumlahan (pengurangan) dari setiap turunan
individu. Fungsinya adalah sebagai berikut:
u Aturan untuk perkalian: turunan dari perkalian dua fungsi adalah sama
dengan fungsi pertama dikalikan dengan turunan fungsi ke dua, di tambah fungsi
kedua di kali dengan turunan yang pertama. Jadi untuk fungsi Y=U.V, di mana U=g
(x) dan V=h(x) adalah
u Aturan untuk pembagian: turunan dari pembagian dua fungsi adalah sama
dengan penyebut di kali dengan turunan dari pembilang, dikurangi pembilang di
kali dengan turunan penyebut, semua kemudian di bagi dengan penyebut kuadrat.
Jadi untuk fungsi di mana di mana U=g(x) dan V=h(x) adalah :
u
Aturan untuk fungsi dari fungsi rantai: jika Y=f(u) dan U=g(x), maka turunan
dari Y terhadap X adalah sama dengan turunan dari Y terhadap U di kali dengan
turunan U terhadap X. Jadi bila:
- OPTIMISASI DENGAN KALKULUS
Dalam hal ini menentukan atau
membedakan antara maksimum dan minimum
1. Menentukan Maksimum atau minimum dengan kalkulus
1. Menentukan Maksimum atau minimum dengan kalkulus
Optimasasi sering kali diperlukan
untuk menemukan nilai maksimum atau minimum suatu fungsi, misalnya suatu
perusahaan memaksimumkan penerimaan tetapi miminimumkan biaya produksi. Untuk
suatu fungsi agar mencapai maksimum atau minimum, turunan dari fungsi tersebut
harus nol. Secara geometris hal ini berhubungan dengan titik dimana kurvanya
mempunyai kemiringan nol.
Contoh untuk fungsi penerimaan total
:
TR = 100Q – 10Qd(TR)/dQ = 100 – 20Q
Membedakan antara maksimum dan
minimum: Turunan Kedua
Turunan kedua adalah turunan dan diperoleh dari penerapan kembali aturan turunan (pertama) dari diferensial, contoh :
Turunan kedua adalah turunan dan diperoleh dari penerapan kembali aturan turunan (pertama) dari diferensial, contoh :
Y = x
dy/dx = 3x²
Dengan cara yang sama, untuk TR =
100Qm- 10 Q²
D(TR)/dQ = 100m- 20Q
d²(TR)/dQ² = – 20Q
- OPTIMASI MULTIVARIAT
Multivariat adalah proses menentukan
titik maksimum atau minimum suatu fungsi yang mempunyai lebih dari dua
variabel, diantaranya turunan diferensial.
Turunan Parsial
Turunan Parsial
Turunan parsial dipergunakan sebagai pengukur dari dampak variabel terikat, misalkan laba total yang diakibatkan karena perubahan kuantitas setiap variabel secara individu, misalkan jumlah komoditas x dan y yang dijual, dan yang dianalisis secara terpisah.
Turuna parsial dari variabel terikat atau variabel disisi sebelah kiri tanda sama dengan setiap variabel bebas atau variabel disebelah kanan tanda sama dengan diperoleh dengan aturan diferensial, kecuali bahwa semua variabel bebas selain variabel yang dicari turunan parsialnya dianggap tetap.
Memaksimalkan Fungsi dengan Banyak Variabel
Untuk memaksimalkan atau
meminimumkan suatu fungsi dengan banyak variabel, kita harus membuat setiap
turunan parsial sama dengan nol dan memecahkan beberapa persamaan tersebut
secara bersamaan untuk memperoleh nilai optimum dari variabel bebas atau
variabel disisi sebelah kanan.
- OPTIMASI TERKENDALA
Optimasi terkendala, yaitu maksimisasi atau minimisasi fungsi tujuan dengan beberapa kendala, sehingga mengurangi kebebasan dari perusahaan untuk pencapaian optimisasi tanpa terkendala. Optimisasi terkendala dapat dipecahkan dengan substitusi atau dengan metode pengali lagrange.
1. Optimasi terkendala dengan substitusi
Masalah optimasi terkendala dapat dipecahkan mula-mula dengan memecahkan persamaan kendala, untuk satu dari variabel keputusan, dan kemudian mensubtitusikan nilai variabel ini dalam fungsi tujuan yang dicari perusahaan untuk dimaksimumkan atau diminimumkan. Prosedur ini mengubah masalah optimisasi terkendala menjadi masalah optimisasi tanpa kendala.
2.
Optimisasi terkendala dengan metode pengali lagrange
metode ini dipergunakan apabila dengan mempergunakan satu variabel keputusan sebagai fungsi eksplisit variabel yang lain, teknik substitusi untuk memecahkan masalah optimisasi terkendala dapat menyulitkan. Sehingga dapat mempergunakan metode pengali lagrange. Tahap pertama dalam metode ini adalah membentuk fungsi lagrange, yang ditunjukkan oleh fungsi tujuan awal yang berusaha dimaksimumkan atau diminimumkan oleh perusahaan, ditambah dengan ….. yang biasadi gunakan untuk mengali lagrange, dikali fungsi tujuan yang dibuat sama dengan nol, yaitu x + y – 12 sama dengan nol dan memperoleh x + y – 12 = 0.
PERALATAN
MANAJEMEN BARU UNTUK OPTIMASI
Peralatan yang paling penting adlah perbandingan, manajemen mutu terpadu, rekayasa ulang dan organisasi pembelajar, bagaimana peralatan tersebut berhubungan dengan area fungsional tradisional dan ekonomi manajerial.
1. Perbandingan (Benchmarking)
Perbandingan berarti menemukan dengan cara terbuka dan jujur, bagaimana perusahaan lain dapat mengerjakan sesuatu dengan lebih baik, lebih murah, sehingga perusahaan lain bisa meniru dan memperbaiki cara yang lebih baik dan efisien.
2. Manajemen Mutu Terpadu
Usaha ini untuk memperbaiki kualitas produk dan proses oreusahaan sedemikian rupa, sehingga secara konsisten memberikan nilai kepuasan yang mungkin meningkat kepada pelanggan. Untuk membuat produk lebih murah, cepat, lebih baik harus melibatkan tim pekerja dan perbandingan. Dalam bentuk yang lebih luas, TQM menerapkan metode perbaikan kualitas pada semua proses perusahaan dari produksi sampai ke pelayanan pelanggan, penjualan, dan pemasaran bahkan keuangan.
Berbagai Peralatan Manajemen yang lain:
1. Perluasan Pembatasan (bredbanding) menghapus berbagai tingkat gaji yang terlalu banyak untuk mendorong perpindahan antar pekerjaan didalam peusahaan, untuk meningkatkan fleksibilitas tenaga kerja dan menurunkan biaya.
2. Model bisnis langsung
perusahaan berhubungan langsung dengan konsumen, menghilangkan waktu dan biaya distribusi dari pihak ketiga. Membuat jaringan kerja pembentukan aliansi strategis temporer agar setiap perusahaan dapat mengembangkan kemampuan terbaiknya.
4. Kekuatan menentukan harga (pricing power)
kemampuan perusahaan meningkatkan harga lebih cepat daripada peningkatan biaya atau menurunkan biaya lebih cepat daripada penurunan harga barang sehingga meningkatkan labanya.
5. Model dunia kecil
ide
atau teori bahwa perusahaan besar beroperasi seperti perusahaan kecil
6.
Integrasi maya:
kemampuan
manajer untuk meniru perilaku konsumen dengan mempergunakan model komputer,
yang didasarkan pada ilmu pengetahuan yang muncul atau teori kompleksitas.
Peralatan Manajemen Baru dan Spesifikasi Fungsional dalam ekonomi manajerial
Setiap perusahaan hampir mempergunakan berbagai macam alat untuk mencapai tujuannya yaitu laba, akan tetapi kegagalan selalu ada, keuntungan besar bagi perusahaan biasanya disebabkan kurangnya keyakinan dan usaha. Bila diterapkan dengan keyakinan yang lebih besar, tingkat keberhasilan penggunaaan alat/peralatan kemungkinan akan meningkat dan memberikan manfaat yang besar.
Peralatan Manajemen Baru dan Spesifikasi Fungsional dalam ekonomi manajerial
Setiap perusahaan hampir mempergunakan berbagai macam alat untuk mencapai tujuannya yaitu laba, akan tetapi kegagalan selalu ada, keuntungan besar bagi perusahaan biasanya disebabkan kurangnya keyakinan dan usaha. Bila diterapkan dengan keyakinan yang lebih besar, tingkat keberhasilan penggunaaan alat/peralatan kemungkinan akan meningkat dan memberikan manfaat yang besar.
10. TEKNIK PRODUKSI
Dalam melakukan analisis terhadap
berbagai fenomena ekonomi juga perlu dipahami fungsi-fungsi dalam ekonomi salah
satunya adalah fungsi produksi.Fungsi produksi ini ditunjukkan dalam bentuk
matematis antar faktor-faktor (input)
produksi dengan keluaran (output)
produksi. Penggunaan fungsi produksi ini akan membantu para pengambil keputusan
produksi untuk mengetahui bangaimana mengolah faktor-faktor produksi secara
optimal, sehinngga menghasilkan produksi yang juga optimal.
Dengan kata lain, Fungsi Produksi
merupakan sebuah fungsi yang menghubungkan INPUTdengan OUTPUT:
ü Menunjukkan OUTPUT MAKSIMUM yang
dapat diproduksi dengan sejumlah INPUT tertentu
ü Menunjukkan INPUT MINIMUM yang
digunakan untuk memproduksi sejumlah OUTPUT
ü Fungsi produksi pada umumnya
ditentukan oleh TEKNOLOGI yang digunakan
Fungsi produksi (Q)dapat di rumuskan
sebagai berikut:
Q
= f (X,Y)
Keterangan : Q = output
X,Y = input (Bahan baku, Penolong, Teknologi, Labor, Energi)
Dalam mempelajari teori produksi,
ada dua hubungan antara input dan output yang saling berguna bagi pengambilan
keputusan manajerial, antara lain:
a. Hubungan antara output denganbeberapa input
yang digunakan scara bersama-sama.Hubungan ini dikenal sebagai karakteristik returns to scale dari system produksi.
Konsep ini mempengaruhi skala produksi yang optimal atau peluang produksi suatu
perusahaan.Konsep ini juga mempengaruhi sifat persaingan dalam suatu industri
dan merupakan faktor yang menentukan tingkat profitabilitas dari suatu
investasi. (Skala produksi yang optimal).
b. Hubungan antara output dengan variasi dari satu input yang digunakan. Istilah produktivitas dan penerimaan suatu faktor
produksi digunakan untuk menandai hubungan
antara kuantitas suatu input yang digunakansecara individual dengan output yang
dihasilkan. (Produktivitas)
A.
Manajemen Produksi (Produk Total,
Rata-rata dan Marginal)
Manajemen produksi adalah kegiatan
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan masukan atau faktor produksi
berupa bahan baku, bahan penolong, teknologi, dan manajerial, menjadi produk
berupa barang dan jasa yang bernilai lebih produktivitas dan efisiensi yang
optimal. Sehubungan dengan kegiatan manajemen produksi, perlu dipahami konsep-konsep
produksi seperti Proporsi Penggunaan Input (Fixed
or Variable Proportion)
Dalam praktik berproduksi, manajemen
harus melihat berbagai kemungkinan atau peluang penggunaan input untuk
menghasilkan output yang diinginkan. Oleh karena itu, maka manajemen perlu
memikirkan bagaimana kombinasi penggunaan input yang optimal untuk menghasilkan
output tertentu, di sampig juga bagaimana mencapai output yang optimal dengan
penggunaan input tertentu. Untuk mendapatkan informasi ini perlu di pahami
berbagai istilah seperti Produk Total (Total
Product, TP), Produk Marjinal (Marjinal
Product, MP), dan Produk rata-rata (Averange
Product, AP), dari penggunaan input. Berbagai istilah tersebut merupakan
informasi yang diperlukan manajemen, dalam mengelola produksi barang dan jasa
yang menjadi bisnisnya.
ü Total
Produk (TP) merupakan
jumlah OUTPUT total yang dihasilkan dari prnggunaan sejumlah INPUT tertentu.
ü Secara lebih umum, produk total dari
suatu faktor produksi bisa ditunjukkan sebagai sebuah fungsi yang menghubungkan
output dengan jumlah sumberdaya yang digunakan.
ü Average Product (AP) merupakan produk total dibagi dengan jumlah unit INPUT
yang digunakan.
ü Marginal
Product (MP) merupakan
perubahan OUTPUT yang disebabkan oleh perubahan penggunaan INPUT.
B.
The Law of Deminishing Returns
Ketika kita menggunakan dua faktor
produksi yang berbeda (faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel)
setiap kali kita menggunakan faktor produksi variabel, maka jumlah hasil
produksi akan meningkat. Namun peningkatan tersebut akan mencapai titik nadzir
ketika faktor produksi vatiabel ditambahkan namun jumlah produksi tidak
lagibertambah malah akan menurun.
Hal tersebut dikenal dengan
"Hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang" atau "The law
of diminishing return".
C.
Isokuan
Isokuan berasal dari kata iso
yang berarti sama dan quant yang berarti kuantitas. Jadi, isokuan adalah
sebuah kurca yang menunjukan semua kombinasi penggunaan input yang berbeda
secara efisien untuk menghasilkan sejumlah output tertentu.
D.
Peranan Penerimaan dan Biaya
dalam Produksi
Kerangka
Berfikir:
ü OUTPUT yang dihasilkan produsen
tidak untuk dikonsumsi sendiri, melainkan dijual sehingga mendapatkan
PENERIMAAN.
ü PENERIMAAN itu digunakan untuk
membayar INPUT yang telah dibayar produsen
ü Oleh karena itu INPUT harus dapat
dikombinasikan dengan tingkat EFISIENSI MAKSIMUM sehingga dicapai tingkat
PRODUKTIVITAS EKONOMIS
ü Untuk mengetahui PRODUKTIVITAS
EKONOMIS tersebut, perlu diketahui tentang MARGINAL REVENUE PRODUCT.
MARGINAL REVENUE PRODUCT
MRP adalah hasil kali antara
Marginal Product (MP) dengan Marginal Revenue (MR).
MRP dari Input X:
MRP = Marginal Product X x Marginal
Revenue Q
MRP = MPX × MRQ
MRP adalah hasil kali antara
Marginal Product (MP) dengan Marginal Revenue (MR).
E.
Pendekatan Satu Variabel Input
(Jangka Pendek)
Yang dimaksud dengan produksi jangka
pendek adalah masa atau priode produksi di mana ada satu atau beberapa jenis
input yang penggunaannya tetap (fixed input). Oleh karena itu, maka produksi
jangka pendek berlaku selama teknologi dan kapasitas produksinya belum berubah.
Atau dengan kata lain bila tidak ada inovasi dalam teknologi produksi maka masa
itu dikatakan produksi jangka pendek.
F.
Pendekatan Dua Variabel Input
(Jangka Panjang)
Yang di maksud dengan produksi
jangka panjang adalah masa atau priode produksi dimana semua input produksi
adalah variable atau bisa berubah. Oleh karena itu maka produksi jangka panjang
berlaku bila teknologi dan kapasitas produksinya sudah berubah. Dengan kata
lain, bila ada inivasi dalam teknologi produksi, sehingga ada perubahan proses
atau input produksi, maka produksi jangka pendek akan berhenti, pindah menjadi
produksi jangka panjang.