BAB
I
1.
Ekonometrika dapat didefinisikan sebagai ilmu sosial yang menggunakan alat
berupa teori ekonomi, matematika, dan statistika inferensi yang digunakan untuk
menganalisis kejadian-kejadian ekonomi (Arthur S. Goldberger, 1964.p.1).1
Ekonometrik adalah
gabungan penggunaan matematik dan
statistik untuk memecahkan persoalan ekonomi (J. Supranto, 1983. p.6).2
Ekonometri
adalah suatu ilmu yang mengkombinasikan teori ekonomi dengan statistik ekonomi,
dengan tujuan menyelidiki dukungan empiris
dari hukum skematik
yang dibangun oleh teori ekonomi. Dengan memanfaatkan ilmu
ekonomi, matematik, dan statistik,
ekonometri membuat
hukum-hukum ekonomi teoritis
tertentu menjadi nyata.
-
Pentingnya Ekonometri
Suatu perusahaan ataupun unit-unit
pengambil
keputusan, terutama dalam
kegiatan ekonomi, tentu
memerlukan suatu tindakan evaluatif
untuk memastikan keefektifan tindakannya atau bahkan
mempunyai keinginan untuk melakukan prediksi
guna menentukan langkah terbaik yang perlu diambil. Keinginan evaluasi ataupun prediksi seperti itu akan mudah
diperoleh jika tindakan-tindakan sebelumnya itu diukur melalui teknik- teknik
pengukuran
yang terstruktur dengan baik, baik
melalui teori yang melandasi, metodologi yang digunakan, ataupun data pendukungnya. Suatu bentuk keilmuan yang mengakomodasi
bentuk pengukuran
kegiatan ekonomi itulah yang disebut sebagai ekonometri.
-
Jenis Ekonometrika
Ekonometrika dapat
dibagi menjadi
2 (dua) macam,
yaitu ekonometrika teoritis (theoretical econometrics)
dan ekonometrika terapan (applied
econometrics).
-
Penggunaan ekonometrika
Dalil-dalil ekonomi umumnya dijelaskan secara kualitatif dan dibatasi oleh asumsi-asumsi.
Penggunaan
asumsi dalam ilmu ekonomi merupakan refleksi dari
kesadaran bahwa
tidak mungkin untuk dapat mengungkap dengan pasti faktor-faktor
apa saja yang saling terkait atau
saling mempengaruhi faktor tertentu. Wajar saja,
karena ilmu ekonomi merupakan rumpun ilmu sosial,
dimana dalam
kegiatan
sosial antara
variabel
satu
dan yang lainnya saling berinteraksi, berkaitan,
dan
saling mempengaruhi. Oleh karena itu penggunaan asumsi adalah untuk membantu penyederhanaan model. Asumsi yang paling sering digunakan
adalah asumsi
ceteris paribus (hal-hal yang tidak diungkapkan dianggap tetap).
Asumsi ini digunakan mengingat sangat
banyaknya
variabel-variabel dalam ilmu sosial yang saling mempengaruhi, yang
sangat
sulit
untuk dianalisis secara
bersamaan.
-
Metodologi Ekonometri
Metodologi
ekonometri merupakan serangkaian tahapan-tahapan
yang
harus dilalui dalam kaitan untuk
melakukan analisis terhadap
kejadian-kejadian ekonomi. Secara
garis besar, tahapan metodologi ekonometri dapat
diurutkan sebagai berikut:
1. merumuskan masalah
2.
merumuskan hipotesa
3. menyusun model
4. mendapatkan data
5. menguji model
6. menganalisis hasil
7. mengimplementasikan hasil
-
Merumuskan Masalah
Merumuskan
masalah adalah hal yang sangat penting,
karena merupakan “pintu pembuka” untuk menentukan tahapan-tahapan selanjutnya. Merumuskan suatu masalah berarti mengungkap hal-hal apa yang ada
di balik
gejala atau
informasi yang ada, dan
sekaligus
mengidentifikasi penyebab-penyebab utamanya. Oleh karena itu, di dalam merumuskan masalah tidak dapat
dilepaskan dari pemahaman
teori-teori yang melandasi atau kontekstual
dengan penelitian, mengungkap mengapa penelitian itu dilakukan, dan sekaligus
mampu membuat rencana
untuk menentukan langkah untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang ada.
-
Merumuskan Hipotesa
Hipotesa merupakan jawaban sementara
terhadap masalah penelitian, sehingga perlu diuji lebih lanjut
melalui pembuktian berdasarkan
data-data
yang
berkenaan dengan hubungan antara
dua atau lebih
variabel. Rumusan
hipotesa yang baik seharusnya dapat
menunjukkan adanya struktur yang sederhana
tetapi jelas,
sehingga memudahkan untuk mengetahui jenis variabel, sifat hubungan antar variabel, dan jenis data.
-
Menyusun
Model
Pada
dasarnya setiap ilmu pengetahuan bertujuan
untuk menganalisis kenyataan
yang wujud di alam
semesta dan di dalam
kehidupan manusia. Namun, karena
fakta-fakta mengenai kenyataan yang wujud dalam ilmu sosial ( dimana ilmu ekonomi termasuk
salah
satu cabangnya) berjumlah sangat banyak dan saling terkait
satu
sama lainnya, maka menggambarkan
kenyataan yang
sebenarnya berlaku dalam perekonomian adalah
merupakan hal
yang
tidak mudah. Agar
dapat
menjelaskan realitas
yang
kompleks seperti itu, maka perlu dilakukan abstraksi melalui penyusunan suatu model. Oleh karena
itu model merupakan abstraksi dari realitas.
-
Mendapatkan
Data
Mendapatkan
data merupakan suatu langkah yang
harus dilakukan oleh peneliti, agar
dapat menjamin bahwa data yang dianalisis adalah benar-benar menggunakan
data
yang tepat. Hal
ini penting untuk mendapatkan hasil analisis yang tidak bias atau menyesatkan.
Para peneliti terdahulu
telah mengingatkan agar jangan
sampai dalam
penelitian terdapat GIGO, garbage In
garbage out.
Tahapan yang dapat ditempuh untuk mendapatkan data pra
analisis meliputi: penyuntingan data,
pengembangan variabel,
pengkodean
data,
cek
kesalahan,
pembentukan struktur data, tabulasi.
a. Penyuntingan
data,
adalah upaya proses data untuk mendapatkan data yang memberikan kejelasan, dapat dibaca, konsisten, dan komplit.
b. Pengembangan variabel,
yaitu memperluas variansi
data, misalnya mentransformasi menjadi data dalam angka logaritma, melakukan indeksasi data, komposit, dan
lain-lain.
c. Pengkodean data,
melakukan koding terhadap data yang
akan
digunakan
dengan cara yang
sesuai, seperti
koding terhadap variabel dummy, data ordinal, data interval,
dan
lain-lain.
d. Cek kesalahan,
merupakan finalisasi pengujian data agar betul-betul mendapatkan data
akhir
yang valid.
-
Menguji Model
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesahihan
model terbaik yang dihasilkan, maka
perlu dilakukan uji
ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai actual dapat diukur
dari goodness of fit-nya. Untuk melakukan uji goodness of fit pengukurannya dilakukan
dengan menguji nilai statistik t,
nilai statistik F,
dan
koefisien
determinasinya (R2) pada hasil regresi yang telah memenuhi uji asumsi klasik.
-
Menganalisis Hasil
Analisis ekonometrika dimulai dari interpretasi
terhadap data dan keterkaitan antar variabel yang
dijelaskan di dalam
model. Tidak hanya analisis regresi, analisis korelasi juga
perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil
pengukuran hingga benar-benar
valid. Analisis
regresi akan mendapatkan
hasil pengaruh
antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Sedang untuk analisis korelasi
berguna untuk
mengetahui
hubungan
antar
variabel tanpa
membedakan apakah itu variabel
dependen ataukah independen.
2. Kesimpulan dapat dilihat dari segi namanya,
ekonometrika sumber
daya yang seefisien dan seefektif mungkin untuk
berasal dari dari dua
kata, yaitu “ekonomi” dan “metrika”.
Kata “Ekonomi” di
sini dapat
dipersamakan dengan
kegiatan ekonomi, yaitu kegiatan
manusia untuk
mencukupi kebutuhannya melalui usaha pengorbanan mendapatkan
tujuan
yang seoptimal mungkin.
Kata “Metrika” mempunyai arti
sebagai suatu
kegiatan
pengukuran. Karena dua kata ini bergabung menjadi satu, maka gabungan kedua kata
tersebut menunjukkan arti bahwa yang dimaksud dengan ekonometrika adalah suatu
pengukuran kegiatan-kegiatan ekonomi.
Kegiatan ekonomi manusia tidak berjalan sesaat,
tetapi berkelanjutan dari waktu ke waktu, dari peristiwa ke peristiwa,
dari berbagai suasana, dari berbagai lintas
sektor, lintas faktor. Untuk
mengukur suatu
kegiatan
dalam
keberagaman
kondisi seperti
itu, maka data
merupakan sesuatu yang mutlak diperlukan. Melalui data, informasi itu dapat dianalisis, diinterpretasi, untuk
mengungkap kejadian-kejadian
di masa lampau, serta dapat digunakan untuk prediksi masa mendatang
3.
a. Ekonometrik adalah gabungan penggunaan matematik dan statistik untuk memecahkan persoalan ekonomi (J. Supranto, 1983. p.6).2
b. Ekonometrika
dapat didefinisikan sebagi ilmu sosial dimana perangkat teori ekonomi,
matematika, dan statistik inferensial diterapkan dalam menganalisi fenomena
ekonomi.
c. Suatu perusahaan ataupun unit-unit
pengambil
keputusan, terutama dalam
kegiatan ekonomi, tentu
memerlukan suatu tindakan evaluatif
untuk memastikan keefektifan tindakannya atau bahkan
mempunyai keinginan untuk melakukan prediksi
guna menentukan langkah terbaik yang perlu diambil. Keinginan evaluasi ataupun prediksi seperti itu akan mudah
diperoleh jika tindakan-tindakan sebelumnya itu diukur melalui teknik- teknik
pengukuran
yang terstruktur dengan baik, baik
melalui teori yang melandasi, metodologi yang digunakan, ataupun data pendukungnya. Suatu bentuk keilmuan yang mengakomodasi
bentuk pengukuran
kegiatan ekonomi itulah yang disebut sebagai ekonometri.
Data dalam
ekonometrika merupakan suatu kemutlakan,
begitu pula
penentuan
jenis
data, teknik
analisanya, ataupun
penyesuaian
dengan tujuannya. Data yang diperlakukan sebagai
pengungkap sejarah (historical data) akan menghasilkan evaluasi,
dan untuk data yang diperlakukan pengungkap kecenderungan
(trend data) akan menghasilkan prediksi.
Hasil evaluasi ataupun prediksi yang mempunyai tingkat keakuratan tinggi saja
yang akan mempunyai sumbangan terbesar
bagi pengambilan keputusan. Di sinilah
letak pentingnya ekonometrika.
d. Berdasarkan hubungan – hubungan teori ekonomi prosedur
atau tahapan ekonometri meliputi langkah – langkah sebagai berikut :
- Merumuskan persamaan matematis yang menggambarkan hubungan antara berbagai variabel ekonomi seperti yang terangkan oleh teori ekonomi (spesifikasi).
- Merancang metode dan prosedur berdasarkan teori statistik, untuk mendapatkan sampel yang mewakili dunia nyata.
- Menyusun metode penaksiran (estimasi) parameter hubungan – hubungan yang di lukiskan pada langka pertama(penaksiran)
- Menyusun metode (statistik) untuk keprluan pengujian validitas teori, dengan menggunakan perameter yang telah di dapat pada langka ketiga (verifikasi)
- Mengembangkan metode peramalan ekonomi ataupun implikasi kebijakan berdasarkan parameter – parameter yang telah di taksir ( aplikasi/penerapan)
BAB
II
1. model dalam
ekonometrika adalah merupakan
pengembangan dari
persamaan fungsi secara matematis,
karena pada hakikatnya
sebuah fungsi
adalah
sebuah
persamaan yang menggambarkan
hubungan sebab akibat antara
sebuah variabel
dengan
satu atau
lebih
variabel
lain. Penulisan model dalam bentuk persamaan fungsi
tersebut dicontohkan dalam persamaan berikut ini:
Persamaan Matematis
Y = a + b X ……….. (pers.1) Persamaan Ekonometrika
Y = b0 + b1X +
e ……….. (pers.2)
Munculnya e (error term)
pada persamaan ekonometrika (pers.2) merupakan
suatu penegasan
bahwa sebenarnya banyak sekali variabel-variabel
bebas yang
mempengaruhi variabel terikat (Y). Karena dalam model tersebut hanya ingin
melihat pengaruh satu variabel
X
saja, maka variabel-variabel yang
lain dianggap
bersifat
tetap atau ceteris paribus,
yang dilambangkan dengan e.
-
Bentuk Model
Model
persamaan fungsi seperti
dicontohkan pada pers.2 bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Oleh karena itu,
persamaan tersebut
disebut juga sebagai persamaan regresi. Model Regresi mempunyai bermacam-macam bentuk
model yang dapat dibedakan
berdasarkan sebaran data yang terlihat dalam scatterplott-nya.8 Setidaknya
terdapat tiga jenis model yaitu: Model
Regresi Linier, Model Regresi Kuadratik, Model Regresi Kubik
-
Model Regresi Linier
Kata “linier” dalam model ini menunjukkan linearitas
dalam
variabel maupun lineraitas dalam data. Kata linier
menggambarkan arti bahwa sebaran data dalam scatter plot menunjukkan sebaran
data yang mendekati bentuk garis lurus. Data semacam
ini dapat wujud apabila perubahan pada variabel Y sebanding dengan perubahan variabel X. Jika sebaran datanya
berkecenderungan melengkung, maka cocoknya menggunakan dengan regresi kuadratik. Jika sebaran datanya kecenderungannya seperti
bentuk U
atau spiral regresinya menggunakan regresi kubik.
-
Model Kuadratik
Salah satu
ciri model
kuadratik
dapat diketahui
dari
adanya pangkat dua pada salah satu variabel bebasnya. Ciri
yang
lain dapat
dilihat
dari
pengamatan terhadap scatter plott yang menunjukkan kecenderungan sebaran
data membentuk lengkung, tidak
seperti model
linier yang
cenderung lurus.
-
Model Kubik
Salah satu ciri model kubik dapat diketahui dari adanya pangkat tiga pada salah satu variabel bebasnya. Oleh karena itu sering disebut juga
dengan fungsi
berderajat tiga. Ciri
yang lain dapat dilihat dari pengamatan
terhadap scatter plott yang menunjukkan kecenderungan sebaran
data yang berbentuk lengkung
dengan arah yang berbeda. Setiap fungsi kubik setidak-
tidaknya mempunyai
sebuah
titik
belok (inflexion
point),
yaitu titik peralihan bentuk kurva dari cekung menjadi
cembung atau dari cembung menjadi cekung.
-
Spesifikasi Model dan Data
Secara spesifik model dalam ekonometrika dapat
dibedakan
menjadi: model ekonomi
(economic
model)
dan model statistic (statistical model).
2.
Dalam
suatu
model regresi
terdapat dua jenisvariabel, yaitu
variabel terikat dan
variabel bebas, yang
dipisahkan oleh tanda persamaan. Variabel terikat seringdisimbolkan dengan Y, biasa pula disebut sebagai variabel dependen,
variabel tak bebas, variabel yang
dijelaskan,
variabel yang diestimasi, variabel yang
dipengaruhi. Cirinya, berada pada
sebelah kiri
tanda
persamaan (=). Variabel bebas sering disimbolkan dengan
X,
biasa pula disebut sebagai variabel
independen,
variabel yang mempengaruhi, variabel penjelas,
variabel
estimator, variabel penduga, variabel
yang
mempengaruhi, variabel prediktor. Cirinya terletak pada
sebelah kanan tanda persamaan (=).
Dalam suatu model juga terdapat parameter-
parameter yang disebut konstanta, juga koefisien korelasi.
Konstanta sering disimbolkan dengan a, atau b0, atau 0. Koefisien korelasi disebut pula sebagai beta, B, b,
menunjukkan slope, kemiringan, elastisitas.
3.
a. Model dalam keilmuan ekonomi berfungsi sebagai panduan analisis melalui
penyederhanaan
dari
realitas yang ada. Sehingga
model sering diartikan refleksi dari realita
atau
simplikasi
dari kenyataan. Hal
ini akan
semakin jelas kalau kita
runut dari bentuk suatu model yang memang berbentuk sangat sederhana. Penulisan
model dalam
ekonometrika adalah merupakan
pengembangan dari
persamaan fungsi secara matematis,
karena pada hakikatnya
sebuah fungsi
adalah
sebuah
persamaan yang menggambarkan
hubungan sebab akibat antara
sebuah variabel
dengan
satu atau
lebih
variabel
lain.
b. Tiga jenis model yaitu: Model
Regresi Linier, Model Regresi Kuadratik, Model Regresi Kubik
c. - Model regresi Linear
Model linier sendiri dapat dibedakan
sebagai single linier maupun multiple linier. Disebut single linier apabila
variabel bebas hanya
berjumlah satu dengan
batasan pangkat satu. Sedang
multiple linier apabila
variabel bebas lebih dari
satu variabel dengan
batasan pangkat satu
-
Model Kuadratik
Salah satu
ciri model
kuadratik
dapat diketahui
dari
adanya pangkat dua pada salah satu variabel bebasnya. Ciri
yang
lain dapat
dilihat
dari
pengamatan terhadap scatter plott yang menunjukkan kecenderungan sebaran
data membentuk lengkung, tidak
seperti model
linier yang
cenderung lurus.
-
Model Kubik
Salah satu ciri model kubik dapat diketahui dari adanya pangkat tiga pada salah satu variabel bebasnya. Oleh karena itu sering disebut juga
dengan fungsi
berderajat tiga. Ciri
yang lain dapat dilihat dari pengamatan
terhadap scatter plott yang menunjukkan kecenderungan sebaran
data yang berbentuk lengkung
dengan arah yang berbeda. Setiap fungsi kubik setidak-
tidaknya mempunyai
sebuah
titik
belok (inflexion
point),
yaitu titik peralihan bentuk kurva dari cekung menjadi
cembung atau dari cembung menjadi cekung
d. Model linier
sendiri dapat dibedakan sebagai single linier maupun multiple linier. Disebut
single linier apabila variabel
bebas hanya berjumlah
satu dengan batasan
pangkat satu.
Sedang multiple linier
apabila variabel bebas lebih
dari satu variabel
dengan batasan pangkat satu. Untuk
lebih jelasnya akan
dicontohkan bentuk
persamaan single linier (pers.3) dan persamaan multiple linier (pers.4) sebagai berikut:
Y = b0 + b1X + e ……….. (pers.3)
Y = b0 + b1X1 + b2X2 +
…… + bnXn + e
……….. (pers.4)
Misalkan dari pers.3 dianggap bahwa Y
= Inflasi,
dan X = bunga deposito (Budep) pada periode tertentu,
dan jika datanya
telah diketahui, maka data akan tergambar dalam bentuk titik-titik yang merupakan
sebaran data dalam scatter plot.
Bab
III
1. Bentuk model
Model regresi dengan dua variabel10 umumnya dituliskan dengan
simbol berbeda berdasarkan
sumber data yang digunakan, meskipun tetap dituliskan dalam persamaan
fungsi regresi. Fungsi regresi yang menggunakan data populasi (FRP) umumnya
menuliskan simbol konstanta dan koefisien regresi dalam huruf besar, sebagai
berikut:
Y = A + BX + ……….. (pers.3.1)
Fungsi regresi yang menggunakan data sampel (FRS)
umumnya menuliskan simbol
konstanta dan koefien regresi dengan huruf kecil, seperti
contoh sebagai berikut:
Y = a + bX + e ……….. (pers.3.2)
Dimana:
A atau a; merupakan
konstanta atau intercept
B atau b;
merupakan koefisien regresi,
yang juga menggambarkan tingkat elastisitas variabel
independen
Y; merupakan variabel dependen
X; merupakan variabel independen
Notasi a dan b merupakan perkiraan dari A dan B. Huruf a, b, disebut sebagai estimator atau
statistik, sedangkan nilainya disebut sebagai estimate atau nilai perkiraan.11
Meskipun penulisan simbol konstanta dan koefisien regresinya
agak berbeda, namun penghitungannya menggunakan metode yang sama, yaitu dapat
dilakukan dengan metode kuadrat terkecil biasa (ordinary least square)12, atau
dengan metode Maximum Likelihood.
-
Prinsip-prinsip Metode OLS
Perlu diketahui bahwa
dalam metode OLS
terdapat prinsip-prinsip antara lain:
1. Analisis dilakukan dengan regresi, yaitu analisis untuk
menentukan hubungan pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Regresi sendiri akan menghitung nilai a, b, dan e (error), oleh karena itu dilakukan
dengan cara matematis.
2. Hasil regresi akan menghasilkan garis regresi. Garis
regresi ini merupakan representasi dari bentuk arah data yang diteliti. Garis
regresi disimbolkan dengan Yˆ (baca:
Y topi, atau
Y cap), yang
berfungsi sebagai Y perkiraan.
Sedangkan data disimbolkan dengan Y saja.Perlu diingat, bahwa dalam
setiap data tentu mempunyai lokus sebaran yang berbeda dengan yang lainnya, ada
data yang tepat berada pada garis regresi,
tetapi ada pula yang tidak berada pada garis regresi. Data yang tidak berada
tepat pada garis regresi akan memunculkan
nilai residual yang biasa disimbulkan dengan ei, atau sering pula disebut dengan istilah
kesalahan pengganggu. Untuk data yang tepat berada pada garis maka nilai Y sama
dengan Yˆ .
Nilai a dalam garis regresi digunakan untuk menentukan letak
titik potong garis pada sumbu Y. Jika nilai a > 0 maka letak titik potong
garis regresi pada sumbu Y
akan berada di
atas origin (0), apabila
nilai a <
0 maka titik
potongnya akan berada di bawah
origin (0). Nilai b atau disebut
koefisien regresi berfungsi untuk menentukan tingkat kemiringan garis regresi.
Semakin rendah nilai b, maka derajat kemiringan garis regresi terhadap sumbu
X semakin rendah
pula. Sebaliknya, semakin tinggi nilai b, maka derajat kemiringan garis
regresi terhadap sumbu
X semakin tinggi.
- Menguji Signifikansi Parameter
Penduga
dalam persamaan fungsi regresi OLS variabelnya terbagi
menjadi dua, yaitu: variabel yang disimbolkan dengan Y (yang terletak di
sebelah kiri tanda persamaan) disebut dengan variabel terikat (dependent variable). Variabel yang
disimbolkan dengan X (disebelah kanan tanda persamaan) disebut dengan variabel
bebas (independent variable). Utamanya metode OLS ditujukan tidak hanya
menghitung berapa besarnya a atau b saja, tetapi juga digunakan pula
untuk menguji tingkat signifikansi dari variabel X dalam mempengaruhi Y.
-
Uji t
Untuk menguji hipotesis bahwa b secara statistik signifikan,
perlu terlebih dulu menghitung standar error atau standar deviasi dari b.
Berbagai software komputer telah banyak yang melakukan penghitungan secara
otomatis, tergantung permintaan dari user
-
Interpretasi Hasil regresi
Setelah tahapan analisis regresi dilakukan
sesuai
dengan teori-teori yang relevan,
langkah terpenting
berikutnya adalah menginterpretasi
hasil regresi.
Interpretasi yang
dimaksudkan disini adalah mengetahui informasi-informasi yang terkandung dalam
hasil regresi
melalui pengartian dari angka-angka
parameternya.
-
Koefisien
Determinasi (R2)
Pembahasan hasil regresi di atas menunjukkan
seberapa
besar nilai a, b, dan
t. Nilai a
menjelaskan tentang seberapa
besar faktor-faktor yang bersifat tetap mempengaruhi inflasi, sedangkan nilai b mencerminkan
tingkat elastisitas variabel X.
Nilai t sendiri mempertegas signifikan
tidaknya variabel X dalam
mempengaruhi Y. Dari beberapa
nilai yang didapatkan tersebut, belum diperoleh keterangan
tentang berapa besar pengaruh X
(budep) terhadap Y (inflasi).
Sebagai ilustrasi,
seandainya Y (inflasi) diibaratkan dengan gelas, dan variabel X (Budep) sebagai air,
maka
hitungan-hitungan yang dilakukan di atas belum
mampu
memberikan informasi tentang seberapa banyak air yang ada dalam
gelas tersebut. Untuk memperoleh keterangan
banyaknya isi (air) yang ada dalam gelas, atau seberapa
besar
pengaruh X
(Budep) terhadap Y
(Inflasi), maka perlu
dilakukan penghitungan koefisien determinasi, yang
biasa disimbolkan dengan
R2 (baca: R square).
Koefisien determinasi
(R2) pada intinya mengukur
seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan
variasi
variabel
terikat. Besarnya nilai koefisien
determinasi adalah di antara nol dan satu (0<R2<1). Nilai
R2 yang mendekati 0 (nol) menunjukkan kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati
angka
1 (satu) menunjukkan variabel-variabel independen
memuat hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Dengan
kalimat lain
dapat dijelaskan
bahwa koefisien determinasi (R2) adalah
angka yang
menunjukkan proporsi variabel dependen yang dijelaskan
oleh variasi variabel independen. Juga,
dapat digunakan sebagai ukuran ketepatan dalam
menentukan prediktor. Artinya, R2 menunjukkan seberapa besar sumbangan X
terhadap Y.
2. Analisis regresi pada dasarnya adalah menjelaskan berapa
besar pengaruh tingkat signifikansi variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen. Meskipun hasil regresi seperti tertera pada persamaan di atas telah dapat diinterpretasi,
dan dapat menunjukkan inti tujuan
analisis regresi,
namun bukan berarti bahwa
tahapan analisis telah selesai hingga di sini. Hasil regresi
di atas masih
perlu dipastikan apakah besarnya nilai thit ataupun angka-angka parameter telah valid ataukah masih
bias.
Jika nilai-nilai tersebut sudah dapat dipastikan valid atau tidak bias, memang analisis regresi
dapat berhenti di
sini saja. Tetapi, jika nilai-nilai belum
dapat dipastikan
valid, maka perlu dilakukan langkah-langkah analisis
lanjutan untuk menjadikan parameter-parameter tersebut
menjadi
valid. Validitas (ketidakbiasan) informasi dari
nilai-nilai hasil regresi
dapat diketahui dari terpenuhinya
asumsi-asumsi klasik, yaitu jika
data variabel telah
terbebas
dari masalah Autokorelasi, tidak ada indikasi
adanya heteroskedastisitas, maupun tidak terjadi
multikolinearitas atau saling berkolinear antar variabel.
3. a. Analisis
regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel
independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif
atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai
variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
b. Seorang mahasiswa bernama Hermawan ingin meneliti tentang
pengaruh biaya promosi terhadap volume penjualan pada perusahaan jual beli motor.
Dengan ini di dapat variabel dependen (Y) adalah volume penjualan dan variabel
independen (X) adalah biaya promosi. Dengan ini Hermawan menganalisis dengan
bantuan program SPSS dengan alat analisis regresi linear sederhana. Data-data
yang di dapat ditabulasikan sebagai berikut:
Tabel. Tabulasi Data
Penelitian (Data Fiktif)
No
|
Biaya
Promosi
|
Volume
Penjualan
|
1
|
12,000
|
56,000
|
2
|
13,500
|
62,430
|
3
|
12,750
|
60,850
|
4
|
12,600
|
61,300
|
5
|
14,850
|
65,825
|
6
|
15,200
|
66,354
|
7
|
15,750
|
65,260
|
8
|
16,800
|
68,798
|
9
|
18,450
|
70,470
|
10
|
17,900
|
65,200
|
11
|
18,250
|
68,000
|
12
|
16,480
|
64,200
|
13
|
17,500
|
65,300
|
14
|
19,560
|
69,562
|
15
|
19,000
|
68,750
|
16
|
20,450
|
70,256
|
17
|
22,650
|
72,351
|
18
|
21,400
|
70,287
|
19
|
22,900
|
73,564
|
20
|
23,500
|
75,642
|
Langkah-langkah pada program SPSS
Ø Masuk program SPSS
Ø Klik variable view pada SPSS data
editor
Ø Pada kolom Name ketik y, kolom Name
pada baris kedua ketik x.
Ø Pada kolom Label, untuk kolom pada
baris pertama ketik Volume Penjualan, untuk kolom pada baris kedua ketik Biaya
Promosi.
Ø Untuk kolom-kolom lainnya boleh
dihiraukan (isian default)
Ø Buka data view pada SPSS data
editor, maka didapat kolom variabel y dan x.
Ø Ketikkan data sesuai dengan
variabelnya
Ø Klik Analyze - Regression - Linear
Ø Klik variabel Volume Penjualan dan
masukkan ke kotak Dependent, kemudian klik variabel Biaya Promosi dan masukkan
ke kotak Independent.
Ø Klik Statistics, klik Casewise
diagnostics, klik All cases. Klik Continue
Ø Klik OK, maka hasil output yang
didapat pada kolom Coefficients dan Casewise Diagnostics adalah sebagai
berikut:
Tabel.
Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana
Persamaan regresinya sebagai
berikut:
Y’ = a + bX
Y’
= -28764,7 + 0,691X
Angka-angka ini dapat diartikan
sebagai berikut:
-
Konstanta sebesar -28764,7; artinya jika biaya promosi (X) nilainya adalah 0,
maka volume penjulan (Y’) nilainya negatif yaitu sebesar -28764,7.
- Koefisien regresi variabel harga (X) sebesar
0,691; artinya jika harga mengalami kenaikan Rp.1, maka volume penjualan (Y’)
akan mengalami peningkatan sebesar Rp.0,691. Koefisien bernilai positif artinya
terjadi hubungan positif antara harga dengan volume penjualan, semakin naik
harga maka semakin meningkatkan volume penjualan.
Nilai
volume penjualan yang diprediksi (Y’) dapat dilihat pada tabel Casewise
Diagnostics (kolom Predicted Value). Sedangkan Residual (unstandardized
residual) adalah selisih antara Volume Penjualan dengan Predicted Value,
dan Std. Residual (standardized residual) adalah nilai residual yang
telah terstandarisasi (nilai semakin mendekati 0 maka model regresi semakin
baik dalam melakukan prediksi, sebaliknya semakin menjauhi 0 atau lebih dari 1
atau -1 maka semakin tidak baik model regresi dalam melakukan prediksi).
-
Uji Koefisien Regresi
Sederhana (Uji t)
Uji
ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Signifikan berarti pengaruh
yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan).
Dari hasil analisis regresi di atas dapat diketahui nilai t
hitung seperti pada tabel 2. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis
Ho
: Ada pengaruh secara signifikan antara biaya promosi dengan volume
penjualan
Ha : Tidak
ada pengaruh secara signifikan antara biaya promosi dengan volume penjualan
2. Menentukan
tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang
sering digunakan dalam penelitian)
3. Menentukan t
hitung
Berdasarkan tabel diperoleh t hitung sebesar 10,983
4.
Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df)
n-k-1 atau 20-2-1 = 17 (n adalah jumlah kasus dan k adalah
jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025)
hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,110 (Lihat pada lampiran) atau dapat
dicari di Ms Excel dengan cara pada cell kosong ketik =tinv(0.05,17) lalu
enter.
5. Kriteria Pengujian
Ho dite
jika
–t tabel < t hitung < t tabel
Ho ditolak jika -thitung < -t
tabel atau t hitung > t tabel
6. Membandingkan t
hitung dengan t tabel
Nilai t hitung > t tabel (10,983 >
2,110) maka Ho ditolak.
7. Kesimpulan
Oleh karena nilai t hitung > t tabel (10,983 > 2,110) maka Ho
ditolak, artinya bahwa ada pengaruh
secara signifikan antara biaya promosi dengan volume penjualan. Jadi dalam
kasus ini dapat disimpulkan bahwa biaya promosi berpengaruh terhadap volume
penjualan pada perusahaan jual beli motor.
-
Koefisien
determinasi
pada regresi
linear
sering diartikan sebagai seberapa besar kemampuan semua variabel bebas dalam
menjelaskan varians dari variabel
terikatnya. Secara sederhana koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan
Koefisien Korelasi (R)