Penyusutan
Depresiasi/ Penyusutan
dalam akuntansi biasa disebut juga sebagai penyusutan, apa sih
penyusutan itu dan seberapa pentingkah arti sebuah penyusutan? penyusutan
adalah proses penyisihan sejumlah uang (biaya) atas harta/aset yang dipakai
untuk menghasilkan pendapatan, atau bisa di artikan sebagai sejumlah biaya yang
dikumpulkan dalam periode tertentu terhadap harta/aset yang dipakai dalam
proses untuk mendapatkan pendapatan, akan tetapi ini bukan berarti pengumpulan
sejumlah dana untuk mengganti aset.d
1. Penyusutan Metode Garis Lurus
Penyusutan
Metode Garis Lurus ini adalah salah satu metode yang termasuk paling banyak
diaplikasikan oleh perusahaan perusahaan di indonesia. Metode garis lurus ini
menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata di sepanjang
masa penggunaannya, sehingga aset tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi
yang sama dari periode ke periode hingga aset ditarik dari penggunaannya dalam
operasional perusahaan.
Perhitungan Penyusutannya:
|
rumus
penyusutan aset tetap metode garis lurus
|
Bisa juga menggunakan persentase:
|
rumus
penyusutan aset tetap metode garis lurus
|
Contoh Penyusutan Aset Tetap Metode Garis Lurus :
Sebuah
mesin diperoleh pada tanggal 6 Juni 2014, harga perolehan mesin tersebut
sebesar Rp 13,000,000 dan mesin tersebut ditaksir memiliki umur ekonomis 10
tahun, dan apabila nanti sudah tidak digunakan lagi atau aset ditarik
penggunaannya, diperkirakan mesin tersebut masih bisa ditimbang kiloan
(spesialisasi orang madura nih, hehe becanda) besi tuanya dapat dijual seharga
Rp 1.000,000.
Dalam
pencatatan akuntansi aset tetap, perusahaan menggunakan METODE GARIS LURUS
Perhitungan Penyusutan :
Beban penyusutan untuk tahun 2014, dihitungan dengan cara :
Beban
Penyusutan = 7/12 x [(Rp 13,000,000 – 1.000,000) : 10 tahun]
=
Rp 699.999 ==> kita bulatkan saja Rp 700.000
# Tunggu Darimana angka 7/12 ?
Ok,
Dalam 1 tahun, terdapat 12 bulan, dan mesin tersebut mulai dioperasikan mulai
juni, Jadi pada tahun 2014, mesin tersebut digunakan pada bulan : Juni - Juli -
Agustus - September - Oktober - November - Desember. Jadi pada tahun 2014,
Mesin tersebut digunakan selama 7 Bulan
Seandainya mesin tersebut diperoleh tanggal 1 januari, maka pada tahun 2014
mesin tersebut digunakan selama 12 bulan dan dihitung dengan cara =
12/12 x [(Rp 13,000,000 – 1.000,000) : 10] …….dan seterusnya
Dan
untuk tahun 2015, maka beban penyusutannya selama 12 bulan full jadi
menggunakan 12/12
Atas pembebanan penyusutan ini dicatat sebagai berikut :
31 Desember 2014
Debit
|
|
|
Depreciation
|
|
|
Rp700.000
|
|
Kredit
|
|
|
|
Accumulated
Depreciation
|
|
|
Rp700.000
|
#
Pada akhir periode, penyusutan ini juga harus dilakukan jurnal penyesuaian,
untuk mengakui adanya beban pada aset mesin ini. penyesuaian atas penyusutan
aset tetap ini sejumlah akumulasi penyusutan selama periode berjalan.
Pencatatan dalam jurnal penyesuaian:
Debit
|
|
|
Accumulated
Depreciation
|
|
Rp700.000
|
|
Kredit
|
|
|
Depreciation
Expense
|
|
|
Rp700.000
|
2. Penyusutan Aktiva Tetap
Penyusutan - Setelah Aset Tetap diperoleh,
maka aset tetap tersebut akan digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan
operasional dan produksinya. dalam fase ini, perlakuan akuntansi atas aset
tetap perusahaan ada beberapa perlakuan, salah satu perlakuan akuntansi Aset
Tetap adalah Penyusutan Aset Tetap, selain perlakuan yang lainnya
seperti expenditure dan revaluasi aset tetap yang akan saya bahas juga
nantinya.
Penyusutan
Aktiva Tetap (Depreciation)
merupakan konsekuensi dari penggunaan aktiva tetap dimana aktiva tetap akan
mengalami penurunan fungsi.
Standar
Akuntansi Keuangan menyatakan penyusutan atau depresiasi aset tetap merupakan
jumlah yang bisa disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama
massa manfaat aset tetap menggunakan berbagai metode penyusutan yang
sistematis. Apapun metode penyusutan yang digunakan, diperlukan konsistensi
dalam aplikasinya, tidak berubah ubah, tanpa memandang pertimbangan pajak
ataupun tingkat keuntungan perusahaan supaya bisa memberikan daya banding hasil
operasional entitas dari beberapa periode.
Dalam
bahasa sederhana, penyusutan aset tetap ialah biaya perolehan Aset Tetap yang
dialokasikan kepada Biaya Operasional akibat penggunaan aset tetap. atau dengan
kata lain biaya yang dibebankan kedalam harga pokok produksi sebagai akibat
dari penggunaan aset tetap dalam proses produksi serta operasional entitas
secara umum.
Contoh Jurnal Atas Penyusutan Aset Tetap sebagai berikut:
Bentuk Jurnalnya :
Debit
|
|
|
Penyusutan
|
|
|
Rp
xxx
|
|
Kredit
|
|
|
|
Akumulasi
Penyusutan
|
|
|
Rp
xxx
|
Biasanya dicatat saat tutup buku, besarnya nilai penyusutan tergantung dari
beberapa faktor dan Ini dia beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besarnya
penyusutan.
Faktor Faktor Penyusutan Aktiva
Tetap
- Harga
Perolehan [Acquisition Cost]
Faktor yang sangat berpengaruh atas
besaran biaya penyusutan adalah harga perolehan atau acquisition cost, saya
sudah memposting artikelnya untuk lebih jelasnya silahkan baca: Perolehan Aktiva Tetap
- Nilai
Residu atau Nilai Sisa Aset [Salvage Value]
Nilai Sisa Aset adalah prediksi atau
taksiran potensi arus kas masuk bila aset tersebut dijual pada saat penarikan
atau penghentian aset. Salvage Value tidak harus/selalu ada, misalnya pada masa
penarikannya asetnya tidak bisa dijual atau tidak laku untuk dijual. hanya jadi
limbah saja
- Umur
Ekonomis Aset Tetap (Economical Life Time)
Dalam penentuan beban penyusutan,
yang dijadikan bahan perhitungan adalah umur fungsional yang biasa dikenal
dengan umur ekonomis. Biasanya aset tetap memiliki Dua jenis umur:
1. Umur fisik Aset Tetap, berhubungan
dengan kondisi fisik suatu aset tetap. Suatu aset memiliki umur fisik jika
secara fisik aset tetap masih baik kondisinya meskipun mengalami penurunan
fungsi.
2. Umur Fungsional Aset Tetap,
berhubungan dengan kontribusi aset tetap tersebut dalam penggunaanya. Aset
Tetap masih mempunyai umur fungsional jika aset tetap tersebut masih memberikan
manfaat atau kontribusi dalam operasional produksi perusahaan meskipun secara
fisik suatu aset tersebut sudah tidak baik Dan atau bahkan jika suatu fisik
aset perusahaan masih dikatakan baik, tapi karena tidak berkontribusi bagi
perusahaan, maka aset belum tentu memiliki umur fungsional.
Metode Metode Penyusutan Aset Tetap
(Depreciation Method)
- Metode
penyusutan yang berdasarkan waktu yaitu metode garis lurus, metode
pembebanan yang menurun yang terdiri dari metode jumlah angka tahun dan
metode saldo menurun atau metode saldo menurun berganda.
- Metode
penyusutan berdasarkan penggunaan yaitu metode jam jasa dan metode jumlah
unit produksi.
- Metode
penyusutan yang berdasarkan kriteria lainnya yaitu metode berdasarkan
jenis kelompok, metode analisis, metode sistem persediaan.
Namun,
kebanyakan di Indonesia hanya ada beberapa metode saja yang sering digunakan
dalam praktenya, berikut adalah 2 metode penyusutan yang paling sering
diaplikasikan karena mudah dan juga relevan dengan perlakuan akuntansi.
3.
Penyusutan Metode Jumlah Angka Tahun
Pada
dasarnya, Metode penyusutan aset tetap berdasarkan jumlah angka tahun mempunyai
dasar konsep yang mirip dengan konsep metode penyusutan saldo menurun. Metode
jumlah angka tahun merupakan penyusutan dipercepat berdasar pada pertimbangan
biaya maintenance (perawatan) serta perbaikan aktiva tetap semakin lama
cenderung bertambah seiring pertambahan usia aktiva tetap itu sendiri.
Layaknya
metode saldo menurun, semakin lama aset tetap beroperasi, maka tingkat aus-nya
semakin tinggi, butuh biaya pemeliharaan yang makin tinggi dengan kontribusi
bagi perusahaan yang menurun, tidak se "joss" saat awal awal aset
tetap tersebut di peroleh, mesin contohnya, makin lama makin menurun
performanya. tidak seperti awal awal mesin baru, mesin yang lebih lama cenderung
menurun performanya. Nilai penyusutan yang berkurang pada periode berikutnya
akan diimbangi oleh meningkatnya biaya maintenance dan juga perbaikan.
Dalam
menentukan tarif penyusutan aset tetap dalam bentuk pecahan yang diitung dengan
cara:
- Pembilang
(numerator) menggunakan angka tahun dimulai tahun yang terbesar ke tahun
terkecil.
- Penyebut
(denumerator) adalah jumlah angka tahun.
Contoh,
jika umur ekonomis aset adalah selama 4 tahun maka penyebut bilangan (angka)
pecahannya adalah jumlah angka tahun yaitu 1 + 2 + 3 + 4 = 10. Angka pembilang
tahun ke-1 hingga tahun ke-4 masing-masing adalah 4,3,2, dan 1. Tarif
penyusutan tahun ke-1 adalah 4/10, tahun ke-2 adalah 3/10, tahun ketiga 2/10
serta terakhir tahun keempat 1/10.
Contoh
soal penyusutan metode jumlah angka tahun
Pada
tanggal 2 Januari 2014, PT Foraz membeli sebuah mesin untuk meningkatkan
produksinya, Harga perolehan Mesin Sebesar Rp 135.000.000,00 dengan taksiran
nilai sisa (salvage value) sebesar Rp 15.000.000,00, dan ditaksir, mesin
tersebut hanya mampu berproduksi sampai dengan 4 tahun.
Perhitungan:
JAT
: 1+2+3+4 = 10
Dasar
Penyusutan : Rp 135.000.000,00 - Rp 15.000.000,00 = Rp 120.000.000,00
Tahun
Tarif
Dasar Penyusutan
Penyusutan
1. 4/10
Rp. 120.000.000,00
Rp. 48.000.000,00
2 3/10
Rp. 120.000.000,00
Rp. 36.000.000,00
3 2/10
Rp. 120.000.000,00
Rp. 24.000.000,00
4 1/10
Rp. 120.000.000,00
Rp. 12.000.000,00
Pencatatan:
Jurnalnya sama saja dengan metode
garis lurus ataupun saldo menurun.
31 Desember 2014
Debit
|
|
|
Depreciation
|
|
Rp48.000.000
|
|
Kredit
|
|
|
|
Akumulated
Depreciation
|
|
|
Rp48.000.000
|
|
|
|
|
|
|
|
Untuk
tahun berikutnya juga sama jurnalnya
31 Desember 2015
Debit
|
|
|
Depreciation
|
|
Rp36.000.000
|
|
Kredit
|
|
|
|
Akumulated
Depreciation
|
|
|
Rp36.000.000
|
|
|
|
|
|
|
|
Begitupun
dengan jurnal jurnal tahun berikutnya, sama. hanya angka yang berbeda :)
tidak
perlu saya tulis, nanti jadi panjang.. he he
Mudah
bukan? eh tunggu,.. bagaimana jika aset tetap yang diperoleh, tidak pada awal
tahun?
dicontoh
di atas tanggal 2 januari, bagaimana jika seandainya aset tetap diperoleh
misal, pada bulan 12 Agustus? heh?
Ok,
sebenarnya dasarnya sama saja, tapi pengerjaannya rada lebih lama dikit, pada
tahun 2014, aset cuma digunakan selama 5 bulan saja. perhitungan tarifnya
tetap, hanya di bagi selama 5 bulan dari 12 bulan yang ada
Tahun
pertama (2014)
Penyusutan
= 4/10 x 5/12 x 120.000.000 = Rp 20.000.000
Dan
pada tahun berikutnya 2015.
Penyusutan
:
4/10
x 7/12 x 120.000.000 = 28.000.000
3/10
x 5/12 x 120.000.000 = 15.000.000 +
Rp 43.000.000
#
Dari mana angka 7/12? dan kenapa tarif tahun 2015 masih menggunakan tarif tahun
pertama (4/10)?
Karena
pada tahun pertama, tarif 4/10 hanya digunakan selama 5 bulan saja, maka
sisanya 7 bulan digunakan pada penyusutan tahun ke dua, dan setelah tahun kedua
dihitung dengan tarif tahun pertama selama 7 bulan, (7/12) maka sisa 5 bulan
berikutnya menggunakan tarif tahun berikurnya (3/10)
Begitu
juga dengan tahun tahun berikutnya, pengerjaannya sama saja. pun dengan
pencatatan jurnalnya, sama saja, tapi hanya berbeda di angka penyusutannya yang
dihasilkan.
Notes:
Metode
Penyusutan Jumlah Angka Tahun ini jarang sekali digunakan, karena pertimbangan
perpajakan, di sini, aturan perpajakan membatasi metode ini, laporan pajak
tidak bisa menggunakan metode ini dalam pelaporannya.
4. Penyusutan Metode Satuan Jam
Kerja | Service Hours Method
Pada
konsep dasarnya, pemikirdan dasar dari Penyusutan Metode Satuan Jam Kerja
didasarkan pada pemikiran bahwa, berkurangnya nilai suatu aset disebabkan
berapa jam lamanya aset tersebut digunakan, atau dioperasikan oleh perusahaan
selama umur ekonomisnya. belum tentu aset tetap berkurang nilainya gara lama
waktu suatu aset yang dimiliki perusahaan. jadi disini, metode ini berdasar
bahwa berkurangnya suatu aset tetap perusahaan disebabkan oleh masa
pakainya.bukan lama waktu aset tersebut saat tahun beroperasi.
Contoh
gampangnya, motor yang baru dibeli, lalu dipakai tiap hari, maka motor itu akan
cepat rusak atau paling tidak cepet membutuhkan biaya perawatan yang lebih.
dibadingkan jika motor itu jarang digunakan.
Penyusutan
aset tetap metode satuan jam kerja ini pada prakteknya, metode ini sering kali
di abaikan, karena alasan pajak.
Rumus
untuk menghitung besarnya penyusutan metode satuan jam kerja adalah sebagai
berikut:
|
rumus
tarif penyusutan per jam
|
Sedangkan
untuk menghitung besaran penyusutan per periode adalah sebagai berikut caranya:
Contoh soal penyusutan metode satuan jam kerja
Pada bulan Januari, PT Foraz membeli sebuah mesin dengan harga perolehan saat
pembelian sebesar Rp 10.000.000,00 aset tetap berupa mesin tersebut, oleh ahli
didiperkirakan dapat berproduksi selama 10.000 jam dengan prediksi rentangan
waktu penggunaan sebagai berikut:
- Tahun
ke-1 = 2.000jam
- Tahun
ke-2 = 2.000jam
- Tahun
ke-3 = 1.500 jam
- Tahun
ke-4 = 1.500 jam
- Tahun
ke -5 = 1.000 jam
Setelah berproduksi selama 10.000
jam, aset tetap mesin tersebut diperkirakan masih bisa dijual dengan harga Rp.
500.000,00
# Pertama kita hitung dulu tarif penyusutan mesin perjam
Rp
10.000.000 - Rp 500.000
10.000
Tarif Penyusutan = 950
Ok, jika tarif penyusutan aset tetapnya sudah diketahui, kita
selanjutnya bisa membuat tabel penyusutannya sebagai berikut:
|
penyusutan
metode satuan jam kerja
|
Pada
tabel penyusutan diatas, tampak bahwa menurut metode satuan jam kerja, beban
penyusutan untuk tiap periode akuntansi bervariasi, besarnya akan sebanding
dengan jam kerja (kapasitas) aset tetap yang sesungguhnya dapat dicapai.
Pencatatan, Jurnalnya sama saja dengan metode metode penyusutan aset tetap yang
lain.
Jurnal Penyusutan Tahun Pertama
Debit
|
|
|
Depreciation
|
|
Rp2.850.000
|
|
Kredit
|
|
|
|
Akumulated
Depreciation
|
|
|
Rp2.850.000
|
|
|
|
|
|
|
|
Untuk
tahun berikutnya juga sama jurnalnya
Jurnal Penyusutan Tahun ke-2
Debit
|
|
|
Depreciation
|
|
Rp1.900.000
|
|
Kredit
|
|
|
|
Akumulated
Depreciation
|
|
|
Rp1.900.000
|
|
|
|
|
|
|
|
5. Penyusutan Metode Satuan Hasil
Produksi | Productive Output Method
Dalam
Penyusutan Aktiva Tetap dengan Metode Satuan Hasil Produksi, beban penyusutan
ditetapkan berdasarkan jumlah output yang dihasilkan oleh aset pada periode
yang berjalan atau bahasa lain beban penyusutan dihitung dengan Satuan Hasil
Produksi, sehingga beban penyusutan tiap periode akan berfluktuasi mengikuti
jumlah produksi yang dihasilkan.
Metode
satuan hasil produksi mengalokasikan biaya penyusutan berdasar atas proporsi
pemakaian aset tetap yang sebenarnya. Metode ini menggunakan output atau hasil
produksi sebagai dasar acuan alokasi beban penyusutan untuk setiap periode
akuntansi.
Beban
penyusutan dalam metode satuan hasil produksi diperlakukan sebagai beban
variable sesuai dngan unit output yang dihasilkan aset tetap tiap periode.
kelemahannya sama dengan kelemahan pada metode jam jasa. metode ini masuk
kategori depresiasi berdasarkan faktor penggunaan. metode ini memandang beban
penyusutan sejalan dengan tingkat pemakaiannya, idealnya, metode satuan hasil
produksi diterapkan pada jenis aset tetap mesin produksi.
Berikut
asumsi asumsi penyusutan metode hasil produksi digunakan:
- Nilai
aset tetap menurun karena penggunaan, bukan karena faktor waktu
- Kerusakan
serta ke-aus-an fisik aset adalah faktor penting, sedangkan tingkat
Ke-usang-an bukan hal penting,
- Biaya
maintenance dan perbaikan sifatnya proporsional terhadap penggunaan,
- Tingkat
efesiensi operasi sifatnya proporsional terhadap pemakaian aset, contohnya
bahan bakar yang jumlahnya berfluktuasi.
- Pendapatan
sifatnya proporsional terhadap penggunaan aset tetap
Metode
hasil produksi merupakan metode penyusutan yang mengalokasikan beban penyusutan
ke beberapa periode berdasarkan pada satuan unit yang diperoleh dari penggunaan
aset tetap. Umur ekonomis aset tetap dinyatakan dalam satuan unit produksi,
bukan berdasarkan tahun.
Tarif penyusutan /Unit = (harga perolehan - nilai
sisa)/taksiran jml produksi
Penyusutan = produksi setahun x tarif penyusutan per unit
Contoh soal dan jawaban penyusutan
metode hasil produksi
PT
Foraz pada bulan januari 2014 membeli Sebuah mesin pabrik dengan harga
perolehannya senilai Rp 125.000.000,00,- dan diprediksi memiliki masa manfaat
hingga 5 tahun kedepan dengan nilai sisa/residu sebesar Rp 5.000.000,00,-
diperkirakan mesin tersebut bisa berproduksi dan menghasilkan jumlah unit
sebagai berikut:
- Tahun
Ke-1 = 15.000 unit
- Tahun
Ke-2 = 13.500 unit
- Tahun
Ke-3 = 12.000 unit
- Tahun
Ke-4 = 11.500 unit
- Tahun
Ke-5 = 8.000 unit
Tarif
penyusutan per unit:
125.000.000 - 5.000.000
60.000
=
2.000
ok,
tarif penyusutan sudah kita ketahui, kita bisa susun tabel penyusutan
pertahunnya:
|
penyusutan
metode satuan hasil produksi
|
saat
pencatatan jurnalnya, sama saja dengan metode metode sebelumnya
Jurnal Penyusutan Tahun 2014 :
Debit
|
|
|
Depreciation
|
|
Rp30.000.000
|
|
Kredit
|
|
|
|
Akumulated
Depreciation
|
|
|
Rp30.000.000
|
|
|
|
|
|
|
|
Untuk
tahun berikutnya juga sama jurnalnya
Jurnal Penyusutan Tahun 2015 :
Debit
|
|
|
Depreciation
|
|
Rp27.000.000
|
|
Kredit
|
|
|
|
Akumulated
Depreciation
|
|
|
Rp27.000.000
|
|
|
|
|
|
|
|